Mohon tunggu...
Ahmad afif
Ahmad afif Mohon Tunggu... Dosen - Afif

fleksibel adalah kunci kesuksesan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penajaman, SMK Bisa!

8 Agustus 2018   07:39 Diperbarui: 8 Agustus 2018   08:11 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tentu para insan akademika perlu bernafas agak engos-engosan mengingat hasil Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, pada tanggal 07 Agustus 2018 yang dalam penekananya bapak presiden menaktualisasikan leading start untuk program SDM (sumber daya manusia) dimana akan segera dimasukan pada RAPBN 2019,terutama untuk pendidikan dan pelatihan,vokasi,politeknik,kemitraan dengan industri,peningkatan keterampilan tenaga kerja dan kementerian-kementerian yang lain. 

Dari hasil sidang Paripurna tersebut jelas, bahwa pendidikan adalah leading sector nya, mengingat tumpuan faktor SDM ada pada ranah ini,walaupun dalam segmentasinya perlu ada ekosistem yang berbeda-beda,katakanlah disekolah,kampus ataupun langsung di lapangan (praktik). 

Nah! jelas para stakeholder pendidikan menengah mendapatkan amanat besar untuk lebih meningkatkan kapasitas buildingnya  kepada peserta didik mereka agar kompetitif dan profesional. Tentu kita tidak mendzolimi kinerja temen-temen terutama komunitas SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) belum maksimal,akan tetapi lebih pada penajaman akan pentingnya kapasitas building peserta didik dalam ranah vokasi. 

Ada sebuah guyonan akan pentingnya hal ini,"jangan sampai anak-anak SMK bisa bongkar-bongkar tapi gak bisa balikin",ini merupakan warning joke pada komunitas SMK agar lebih dominan dalam meraih mutu pendidikan anak didiknya. Tentu bukanlah hal yang mudah seperti dengan membalikan telapak tangan, banyak PR besar yang harus diselesaikan. okelah, kalau  budgeting (pendanaan) SMK merupakan target hilirisasi program unggulan pemerintah. 

Tapi perlu diingat pada ranah kurikulum seharusnya ada revolusi besar-besaran. kita tidak menampik gonta-gantinya kurikulum membuat banyak komunitas SMK di lapangan silih berganti menyusun program internal sekolah, sehigga misi yang dicanangkan juga diedit. ingat misi untuk mencapai visi sekolah yang ideal butuh kontinuitas. 

Jadi, mungkin skema Presiden untuk 70% praktik dan 30% teori perlu dimatch dalam kurikulum,bukan saja pada ranah teori akan tetapi lebih pada empirik di lapangan supartos kumaha? (read:kayak gimana,bahasa sunda). 

Lanjut, pada character building jangan sampai ketinggalan,sudah tepat dirasa apa yang telah tercantum pada K.13 (kurikulum) tentang pentingnya pendidikan karakter, anak SMK sangat butuh sentuhan magis tentang adab, sopan santun, kejujuran,saling toleran. Karena banyak slentingan-slentingan yang katanya sih anak SMK  nakal, kurang sopan dsb, sebenarnya itu tidak seluruhnya tepat. 

Tapi hemat penulis, ini merupakan tanda-tanda bahwa siswa SMK adalah anak cerdas, masih ingat kan kalau anak kecil yang aktif geraknya,kita sering bilang "nanti gedenya pinter",amin !. (Semoga siswa SMK positif aktif baik sekarang sampai nanti).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun