Mohon tunggu...
Stevanus Banu
Stevanus Banu Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Interaktivitas pada Jurnalisme Multimedia dan Komodifikasi Audiens

25 Oktober 2017   21:48 Diperbarui: 25 Oktober 2017   22:12 3736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pembahasan

Lister et all(2009) mengatakan bahwa banyak perdebatan tentang penggunaan istilah interaktivitas tersebut. Menurutnya, interaktif adalah kemampuan pengguna media untuk mempengaruhi dan mengubah sebuah teks dan gambar yang mereka akses. Steensen (2011) melihat interaktivitas sebagai potensi kemampuan media untuk membiarkan penggunanya mempengaruhi konten dan / atau bentuk komunikasi yang termediasi. 

Rafaeli (dalam schultz,2000) mengatakan bahwa interactivity merupakan kualitas variabel dari suatu setingan komunikasi. Dalam kata lain, kuncinya adalah sejauh mana komunikasi dapat melampaui tindakan. Dengan begitu dapat diartikan bahwa, dalam interaktivitas proses komunikasi yang berjalan dapat memberikan perubahan. Perang yang ada dalam proses komunikasi pun dapat dipertukarkan dalam komunikasi interaktif.

'Interaktifitas' dimana pengguna dan media saling aktif berkomunikasi, banyak diartikan sebagai kehidupan demokrasi yang kembali muncul. Hal tersebut dikarenakan, dalam media konfensional (dimana tidak ada interaktifitas) hanya beberapa orang saja yang dapat mempengaruh konten yang ada pada sebuah media massa. Akan tetapi, dengan adanya interaktifitas tidak serta merta sebuah media akan menghidupkan demokrasi. Media tersebut malah bisa menjadi penjara panoptik virtual. 

Hal tersebut diungkapkan oleh Howard Rheingold (dalam Andrejevic,...) bahwa pilihan tersebut tergantung pada oleh siapa dan dengan tujuan apa internet tersebut digunakan. Dalam hal ini, interaktifitas yang ada pada media massa dapat dikatakan bermuatan politis. Hal tersebut dikarenakan adanya sistem kontrol yang dilakukan oleh media massa terhadap tanggapan dari penggunanya tergantung pada kepentingan media.

Interaktifitas yang ada pada media massa juga dapat digunakan oleh sektor komersial. Andrejevic (2009) menjelaskan bahwa sektor komersial memiliki dua pendekatan dalam menanggapi interaktifitas: pertama, mendukung interaktifitas sebagai cara untuk menolak model media yang top-down; kedua, memberikan prospek yang besar untuk memanipulasi dan management informasi. 

Dalam hal ini sektor komersial akan memanfaatkan data yang diperoleh dari ke interaktifitasan pengguna untuk menentukan cara mana yang dapat digunakan untuk mempengaruhi penggunanya. Artinya, interaktifitas hanya menjadi kedok sebagai sebuah sistem kontrol lain untuk mempengaruhi konsumen.

Andrejevic (2009) memberikan contoh bagaimana sektor komersial mempengaruhi para pengguna, google akan memberikan email secara gratis kepada kita jika kita mengisi beberapa data yang akan diambil oleh google. Contoh lainnya seperti facebook, mereka akan membantu kita agar dapat berhubungan dengan teman kita, jika kita mengijikan mereka menggunakan informasi yang kita berika. Dari data-data yang kita berikan, kemudian mereka akan memberikannya kepada pengiklan. Hal tersebut sama dengan apa yang Vincent mosco (2009) sebut sebagai komodifikasi audiens.

Jika komodifikasi dikatakan dapat berperan dalam media massa, itu berarti sistem kerja kapitalisme juga terdapat didalamnya. Hal itu didasari karena komodifikasi merupakan cara kapital untuk menambah keuntungan.

Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diberikan diatas dapat disimpulkan bahwa: media massa tidak akan pernah bisa lepaskan dari relasi kuasa dan sistem kapitalisme. Perubahan perubahan yang ada pada media dapat dikatakan untuk menunjang atau mengganti relasi kuasa dan kapitalisme dengan bentuk yang baru. Walaupun begitu hal tersebut tergantung siapa dan dengan tujuan apa media massa digunakan. Maksudnya Jika sistem kapital diguakan untuk membuat media massa semakin berpihak kepada masyarakat hal tersebut dapat dimaklumi, karena media juga butuk modal untuk tetap hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun