Mohon tunggu...
Stephen G. Walangare
Stephen G. Walangare Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Kunang-kunang kebenaran di langit malam.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Rest in Peace

9 Februari 2018   09:36 Diperbarui: 18 Agustus 2018   15:49 816
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tidak diragukan lagi, judul tersebut merupakan ungkapan yang akrab di telinga kita. Kita mungkin sering melihat atau mendengarnya dalam kaitan dengan kematian. Beberapa ungkapan senada seperti, “Telah dipanggil ke rumah Bapa di surga” juga sangat sering kita jumpai dalam kalangan Kristen. Namun benarkah seseorang yang dimaksud sungguh-sungguh mengalami apa yang kita sebut dengan rest in peace? Benarkah dia sebenarnya dipanggil pulang ke rumah Bapa di surga? Tampaknya memikirkan ulang isu ini menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Banyak orang bertanya-tanya tentang kehidupan setelah kematian. Karena itu mari kita memulainya dengan sebuah pertanyaan. Apa yang terjadi setelah kematian? Bagi para ateis naturalistik, setelah kematian tidak ada apa-apa; manusia benar-benar lenyap dan hilang karena alam semesta dipahami hanya terdiri dari materi.

Isu ini termasuk salah satu persoalan yang sering diperdebatkan oleh orang Kristen. Di tengah perdebatan ini sebenarnya ada satu hal yang diyakini bersama-sama. Mereka umumnya sama-sama setuju bahwa orang Kristen (dalam arti orang yang sungguh-sungguh memercayai Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan) pada akhirnya akan berada di surga bersama-sama dengan Allah Tritunggal. Yang dipersoalkan adalah proses menuju ke sana.

Paling tidak ada tiga usulan yang populer: langsung ke surga, di tempat penantian sementara, di api penyucian. Untuk menjawab persoalan ini secara tuntas diperlukan uraian yang mendalam tentang arti surga (apakah surga itu tempat Allah berada atau di mana saja Allah berada secara khusus di situlah surga?) maupun perkembangan konsep tentang surga di dalam Alkitab (apakah surga yang ada sekarang sama dengan langit dan bumi yang baru nanti?). Kita juga perlu mengupas setiap usulan secara objektif dan detail (apa saja kelebihan dan kekurangan masing-masing pandangan). Dalam artikel pendek ini, saya hanya akan memberikan argumen umum yang mendukung usulan pertama (roh orang Kristen langsung ke surga).

Alkitab memberitahu kita dengan jelas bahwa pada saat kematian, maka tubuh manusia kembali kepada tanah dan mengalami kebinasaan (Kej. 3:19; Kis. 13:36) dan jiwa atau rohnya kembali kepada Allah sendiri (Pkt. 12:7; Luk. 23:43). Namun kembali kepada Allah dalam pengertian seperti apa? Kalau orang-orang yang beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka jiwa atau rohnya langsung berada di surga (Luk. 23:43) bersama dengan Kristus (Flp. 1:23) untuk disempurnakan (Ibr. 12:23).

Alkitab beberapa kali memberikan petunjuk bahwa orang percaya yang meninggal dunia langsung berada di surga. Yang paling jelas adalah perkataan Yesus Kristus di kayu salib kepada salah satu penyamun: “Hari ini juga engkau akan bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus” (Luk. 23:43). Istilah “Firdaus” merupakan ungkapan figuratif untuk surga. Kata ini merujuk pada sebuah taman yang begitu indah, sehingga layak digunakan sebagai gambaran bagi surga. Pemunculan di tempat lain mengarahkan kita untuk menafsirkan bahwa arti Firdaus sinonim dengan surga. Paulus pernah dibawa ke surga tingkat ketiga (2Kor. 12:2). Ia lalu menyamakan hal ini dengan diangkat ke Firdaus (2Kor. 12:4). Dalam penglihatan yang ia terima di Pulau Patmos, Yohanes melihat pohon kehidupan di Firdaus Allah (Why. 2:7). Sulit dibayangkan seandainya taman ini tidak berada di surga.

Penambahan kata “hari ini” dalam ucapan Yesus Kristus kepada penyamun tersebut mengindikasikan bahwa sang penyamun tidak perlu menunggu sampai akhir zaman untuk berada di Firdaus (surga). Dia langsung berada dengan Yesus Kristus di Firdaus pada hari itu juga (yaitu pada saat kematiannya). Karena pada saat mati, roh/jiwa Yesus Kristus berada dalam tangan Bapa-Nya di surga (Luk. 23:46), kita dapat menyimpulkan bahwa roh/jiwa penyamun itu pun berada di tempat yang sama.

Petunjuk lain dari Alkitab tentang roh orang Kristen di surga ada di Filipi 1:21-24. Pada saat menuliskan bagian ini Paulus sedang berada di dalam penjara (Flp. 1:12-17). Ia menunggu keputusan kaisar apakah ia akan dibebaskan atau dihukum mati. Dalam masa-masa seperti inilah ia memberikan perenungan yang mendalam tentang kehidupan dan kematian. Hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan. Lalu, ia menyamakan kematian dengan “pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus” (Flp. 1:23). Di tempat lain Paulus membicarakan kematian dalam ungkapan seperti ini: “Terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan” (2Kor. 5:8b). Bersama dengan Tuhan. Menetap pada Tuhan. Itulah ungkapan untuk keadaan roh orang Kristen yang meninggal dunia. Apakah Kristus berada di surga atau sebuah tempat penantian? Bukankah Alkitab berkali-kali menyatakan bahwa Kristus duduk di sebelah kanan Bapa di surga (Kis. 7:55-56; Rm. 8:34; Kol. 3:1; Ibr. 1:3; 8:1; 10:12; 12:2; 1Pet. 3:22)?

Sebaliknya, orang-orang yang tidak percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat akan langsung berada di neraka untuk mengalami siksaan dan disiapkan untuk penghukuman terakhir (Luk. 16:19-31; Yud. 1:6-7). Memang teks pertama hanyalah sebuah perumpamaan yang tidak bisa ditarik poin analoginya secara detail, tetapi bukan berarti kita tidak bisa belajar apa-apa dari sebuah perumpamaan dan bukan berarti perumpamaan tidak mengandung ajaran doktrinal sama sekali. Di dalam perumpamaan itu kita bisa menarik kesimpulan bahwa orang yang sudah mati, maka dia langsung berada di surga atau langsung berada di neraka. Walaupun mungkin penggambaran surga dan nerakanya hanya bersifat perumpamaan. Namun fakta bahwa ada surga dan neraka, fakta bahwa orang setelah mati ada yang di surga dan ada yang di neraka, tampaknya sangat didukung oleh perumpamaan itu.

Jadi sekali lagi, pada waktu seseorang mati maka tubuhnya akan binasa dan rohnya kembali kepada Allah dalam arti kalau dia orang yang percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat maka dia langsung berada di surga bersama dengan Kristus dan rohnya disempurnakan. Namun kalau dia tidak percaya Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat, maka dia langsung berada di neraka dan menjalani siksaan kekal. Jadi, benarkah setiap orang akan mengalami rest in peace?  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun