Mohon tunggu...
Aditya StennoPutra
Aditya StennoPutra Mohon Tunggu... Petani - Mahasiswa

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Money

BUAH LOKAL MENJADI KOMODITAS YANG DICARI SAAT PANDEMI COVID-19

30 Mei 2020   09:01 Diperbarui: 30 Mei 2020   09:35 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

Tahun 2020 dunia dilanda sebuah wabah virus terutama negara Indonesia yang terdampak paling besar di Asia Tenggara dengan kasusnya yang tinggi. Pemerintah Indonesia dihadapkan dengan tantangan yang sangat sulit dimana sektor ekonomi semakin melemah dan harus menyelesaikan masalah-masalah yang ditimbulkan saat pandemi. Sektor yang harus dijaga adalah sektor pertanian agar masyarakat disaat pandemi ini masih bisa makan dan mencukupi ekonominya. Sektor pertanian Indonesia jika sudah lumpuh akan berdampak pada seluruh Indonesia karena sektor pertanian merupakan sektor paling penting. Pemerintah harus bisa mengendalikan perdagangan produk pertanian agar harga dipasaran murah tetapi petani tidak rugi.

Sektor pertanian saat pandemi menjadi ujung tombak negara Indonesia karena sektor yang memenuhi kebutuhan pangan masyarakat sehari-hari. Semua sub sektor pertanian mulai dari persawahan, perkebunan, peternakan, dan perikanan kecuali sektor kehutanan karena pada sektor hutan tidak menghasilkan produk pangan. Dimasa wabah ini masyarakat harus menjaga imun tubuhnya dengan makanan bergizi dan seimbang agar tidak terserang virus salah satu yang sangat dibutuhkan adalah buah-buahan. Perdagangan ekspor dan impor bahan pangan saat ini menurun drastis membuat bahan pangan lokal saat ini merajai pasar di Indonesia. Aktifitas distribusi logistik pangan di Indonesia masih berjalan lancar tetapi yang menghambatnya adalah para sopir yang takut keluar masuk antar kota dan provinsi karena wabah yang lumayan ganas ini contohnya kakak saya sendiri dan teman-temannta sebagai sopir buah antar kota yang saat ini tidak mendistribusikan buah karena takut tertular di perjalanan.

Buah-buahan lokal saat pandemi ini sedang panen, awal masuknya Corona buah rambutan, jeruk, alpukat, duku, langsep, durian, manggis dan liannya sudah masuk masa panen. Banyaknya buah pada musim panen saat pandemi membuat harganya menurun karena banyaknya kuantitas buah yang ada tetapi para petani masih senang karena kuantitas buah yang terjual semakin meningkat karena banyak masyarakat yang mulai suka mengonsumsi buah-buahan untuk meningkatkan imun tubuhnya. Buah yang sangat diminati adalah buah yang rasanya asam dan yang mengandung banyak vitamin C seperti jeruk, manggis, langsep, jambu dan lainnya.  Banyaknya minat masyarakat terhadap buah-buahan menjadikan buah adalah bahan pangan paling dicari di Indonesia dan jenis buah yang awalnya tidak diminati  saat ini laku terjual seperti pepaya, pisang, nanas dan lainnya.

Pasar tujuan buah ini kebanyakan daerah kota karena kota tidak menghasilakn buah-buahan. Saat ini banyak penjual buah di pinggir jalan menggunakan mobil atau buka lapak kaki lima dengan produk jualannya buah lokal. Masih banyak pedagang yang jual buah impor seperti buah pir, anggur, dan apel tetapi dengan yang lumayan mahal atau kualitasnnya yang buruk. Tidak hanya buah saja yang diminati ada produk sembako dan horti lainnya seperti sayuran tetapi permintaan pasarnya stabil seperti sebelumnya peningkatanya kecil tidak seperti buah. Menurut pembeli buah yang saya wawancara saat saya beli buah katanya meskipun harga buah menurun tetapi keuntungannya tidak terlalu menurun bahkan lebih ke meningkat karena kebanyakan pembelinya sekarang beli buah dengan kuantitas lebih besar dari sebelum dilanda pandemi covid-19 karena konsumennya takut untuk keluar rumah secara sering jadi lebih memilih untuk beli banyak dan ditimbun untuk dikonsumsi dalam beberapa hari. Permintaan buah yang tinggi membuka pekerjaan bagi masyarakat karena yang awalnya tidak jualan buah jadi punya kesempatan untuk berjualan dan mendapat perekonomian tambahan apalagi para petani buah, mereka mendapat kesempatan untuk menjual dagangannya sendiri dan mendapat ekonomi yang lebih daripada biasanya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun