(1)
Kata-kata sempat meretas diantara yang berdegup pada kepalamu.
Kau sibakkan kubangan pada jalan-jalan menuju keasingan.
Kau lewati kota ku tanpa membayangkan sepinggan rindu yang kucekal.
Kau, tinggalkan lembaran bekas tinta usang
menuju stasiun oleh ketidaktahuanmu.
(2)
Tiada lagi Minggu Pagi kesukaan kita.
Bangku-bangku di balkon akan kosong.Â
Barangkali kelak mereka akan mempertanyakanmu,
Mengapa sewindu tak kunjung datang ?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!