Mohon tunggu...
Stefi Rengkuan
Stefi Rengkuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Lahir di Tataaran, desa di dekat Danau Tondano, Minahasa. Pernah jadi guru bantu di SD, lalu lanjut studi di STFSP, lalu bekerja di "Belakang Tanah" PP Aru, lalu di Palu, dan terakhir di Jakarta dan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Kekerabatan antara Minahasa dan BolMong: Etimologi Kata "Bolaang" dan "Mongondow"

29 Juli 2021   18:28 Diperbarui: 29 Juli 2021   18:31 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Biasanya agama raja diikuti oleh rakyatnya, bagaimana sesungguhnya yang terjadi dengan rakyat Bolmong sendiri dan para penerusnya? Itu salah satu yang perlu diteliti lagi.

Yang jelas dari perspektif Minahasa, nama 'manopo' jelas adalah salah satu nama kultural yang tercantum dalam Zazanian Ni Karema, syair nyanyian Opo Karema yang memuat nama-nama yang kemudian menjadi nama fam sejak zaman pembaptisan dan administrasi kolonial. Nama Manoppo memang menjadi hal umum di wilayah Minahasa hingga sekarang.

Secara geneologi budaya, Manoppo adalah nama Minahasa, jadi yang disebut Raja Manopo itu tak lain adalah salah satu keturunan Waraney Ukung yang bermukim  dan menjadi dou-tu (pemimpin daerah) di sana. 

Kemungkinan besar orang Minahasa sudah menempati  wilayah itu dan kemudian mengalami kekosongan pemimpin sehingga pendatang dari lain suku datang dengan aman (tanpa perlawanan) dan kemudian hidup damai dengan keturunan Minahasa di sana. 

Hal ini sangat logis dan faktual, karena secara kultural wilayah yg disebut wulur mahatus di sana terkait dengan salah satu legenda nenek moyang bahwa manusia asal usul orang Minahasa yang menyebut wilayah tersebut.

Nama pegunungan 'wulur mahatus' dan Gunung Lolombulan itu sendiri adalah wilayah sentral yang penuh dengan aura mistik dan magis dalam legenda Minahasa. 

Dari namanya dalam bahasa Minahasa arkais jelas juga bahwa itu diperuntukkan guna mengenang para prajurit leluhur yang berperang dengan penuh gagah perkasa sampai penghabisan demi menyelamatkan anak-anak kerajaan yg mesti diungsikan dan 'tiba dengan tak sengaja di sekitar wilayah tersebut' (Han: tuuxindaona = Minahasa: tuur in tana).

Demikian keterangan dari Welliam H. Boseke yang meneliti identitas asali Minahasa melalui pembandingan bahasa Han dan bahasa Minahasa  yang termuat dalam bukunya yg menggemparkan itu: Penguasa Dinasti Han Leluhur Minahasa, Pohon Cahaya, Yogyakarta, 2017.

Dari sisi istilah dan pengertiannya kiranya jelas dan sangat menimbulkan kuriositi bagi para peneliti dan ilmuwan kritis, yakni dalam perspektif bahasa  Minahasa kuno.

Pengertian ini dari sisi etimologi kata Minahasa kuno: 'bolaang mongondow' mungkin bisa dikaitkan dengan sosok tonaas Mannopo. Jelas tercatat menurut versi kolonial Portugis disebut sebagai raja di wilayah tersebut, dan dia diangkat juga sebagai penguasa di Manado (berkedudukan di pulau Manado tua?). Darimanakah pencatatan sejarah awal tentang pemimpin wilayah tersebut, selain yg dibuat Portugis?  

Mesti dipahami istilah raja pada masa tersebut bisa jadi sama saja dengan pemimpin di sebuah desa dan diakui oleh kampung2 lainnya, seperti halnya sampai sekarang di bbrp daerah Maluku pemimpin kampung secara adat disebut raja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun