Mohon tunggu...
Stefi Rengkuan
Stefi Rengkuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Lahir di Tataaran, desa di dekat Danau Tondano, Minahasa. Pernah jadi guru bantu di SD, lalu lanjut studi di STFSP, lalu bekerja di "Belakang Tanah" PP Aru, lalu di Palu, dan terakhir di Jakarta dan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Leluhur Minahasa: Dokumentasi N. Graafland dan Temuan W. H. Boseke

14 November 2020   21:29 Diperbarui: 14 November 2020   21:44 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*N. Graafland Telah Mendokumentasikan Masa Lalu Leluhur Minahasa* [Ini ada buku sejarah Minahasa yg sdh lama sy baca, sdh agak lupa, tp sy lihat lagi krn lagi rame bicara temuan PDHLM pak Boseke di Sby. Buku ini tulisan N. Graafland, guru Kristen pendiri sekolah guru pertama di Tomohon dan Tanawangko, terbitan Rotterdam th 1869, terjemahan Yoppy Kulit 1987. Dan sgt surprise bg sy, ada tulisan mengenai Kinilow, desa kecil di pinggiran barat Tomohon, yg dr bbrp catatan sejarah, adalah kampung tertua di wil Tombulu/Tomohon. Ada cerita rakyat mengenai masa "purbakala", yg menurut penulis terlalu jelas kisahnya sehingga diakui hal itu pernah ada!! Mengejutkan bg sy, krn klu dibaca teliti, bgn2 inti ceritanya a.l: Masa lalu yg "terhormat", dahulu sgt berkuasa dan begitu ditakuti, lalu "asal" mereka (?), sejumlah kecil laki2, perempuan dan anak2, dtg dgn perahu, dihanyutkan arus dgn tdk tahu tujuannya, gayanya memandang keliling dgn hati2 menunjukkan rasa takut, spt ada malapetaka telah menghalau mereka dari tempat kelahirannya, mencari suaka, (dan tertulis slanjutnya) takut dijadikan budak!]]

Saya merinding membaca postingan Dr. Tonny Parengkuan ini sebagai kelanjutan dari upaya beliau menanggapi secara positif dan progresif hasil temuan Weliam H. Boseke. Sejauh saya ikuti, pemahaman dan penalaran dokter senior di Surabaya ini sangat runtut dan sangat kena terkait inti temuan dalam buku pertama ini.

Menanggapi info ini  Boseke sangat kaget dan memberi info bahwa arti kata Kinilow dari bahasa Han = "Yang ditinggikan/Yang mulia dengan segenap tenaga berpatroli" (mengelilingi dinasti).

Perhatikan Grafland menyebut masa lalu masyarakat itu: Terhormat! Ini jelas tak jauh berbeda dengan terjemahan Boseke untuk Kinilou: yang ditinggikan = yang mulia. Prof Perry mengutip Boseke, sering mengulangi bahwa di sekitar Kinilow ada kampung tua yang bernama Mayesu (Han = kembali ke negeri Shu).

Nah, hasil pembacaan dokter Tonny pada literatur tua dari seorang yang telah berjasa besar membangun pendidikan dan persekolahan di tanah Minahasa, ini sangat luar biasa dan mengagumkan. Pasalnya literatur ini malah tak diketahui oleh Boseke.

Sesungguhnya, kalau kita membaca buku karya Boseke, kisah kesaksian yg direkam oleh Graffland ini masih bisa ditemukan dalam Zazanian Ni Karema yg pernah didokumentasikan oleh H. van Kohl.

Rupanya dokumentasi ini pernah diterjemahkan oleh seorang budayawan Minahasa, dan sejak itu menjadi rujukan. Boseke kemudian menemukan ada banyak kata yang tidak diterjemahkan atau diterjemahkan secara "rai-rai" yg berakibat fatal.

Dengan pendekatan monosilabel, Boseke bisa menerjemahkan secara lebih meyakinkan semua naskah itu. Dan ternyata sudah pernah didokumentasikan dalam kisah etnografis di desa Kinilow oleh seorang Graffland di atas seperti dilaporkan pembacanya di atas.

Zazanian Ni Karema merupakan bentuk sastra lisan yang indah karena tata bahasanya teratur dan ditulis dengan rapih oleh van Kohl. ZNK terdiri dari 3 babak, 28 bait, dan setiap bait terdiri dari 4 baris.

Babak I, Bait 1

Baris 1
Hai, kalian semua mengantar anak-anak hingga tiba di sini, mari berkumpul untuk mendengarkan dengan baik cerita tentang malapetaka yg sadis.
... Eee ceritanya benar-benar menyedihkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun