Mohon tunggu...
Stefi Rengkuan
Stefi Rengkuan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Misteri kehidupan itu karena kekayaannya yang beragam tak berkesudahan

Lahir di Tataaran, desa di dekat Danau Tondano, Minahasa. Pernah jadi guru bantu di SD, lalu lanjut studi di STFSP, lalu bekerja di "Belakang Tanah" PP Aru, lalu di Palu, dan terakhir di Jakarta dan Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Carlo B. Tewu, Gubernur Arnold Schwarzenegger, Gubernur Olly Dondokambey, dan Leluhur Minahasa

29 Agustus 2019   14:36 Diperbarui: 12 September 2019   13:46 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tulisan di Kompasiana yang berjudul "Gubernur Dondokambey Takdir Sejarah Leluhur Minahasa" ternyata bukan hanya ditanggapi antusias dan positif. Ada saja tanggapan miring dan penuh tuduhan tertentu dengan asumsi yang berlebihan. Disebarkan di berbagai media sosial, tulisan ini menjadi polemik dan dianggap terkesan menjilat sang gubernur.

Menanggapi komentar miring atas tulisan tersebut, Carlo Brix Tewu hanya tersenyum dan dengan singkat mengatakan, "torang musti positive thinking, kalo mau maju!" Kita mesti berpikiran positif, bukan negatif. 

Pernyataan bijak ini disampaikannya langsung kemarin siang dalam pertemuan membicarakan persiapan akhir penerbitan buku Perang Tondano di kantornya sebagai Deputi V untuk Koordinasi Bidang Keamanan dan Ketertiban pada Kementerian Koordinator Polhukham di Jalan Merdeka Barat.


"Tidak ada yang sempurna, tapi mari biasakan melihat apa yang bagus dan mampu diperbuat pemimpin kita." Harus diakui ada banyak kemajuan yang sudah Gubernur buat dan kelebihan beliau memang soal koordinasi bisa tembus sampai lingkaran dekat bahkan presiden sendiri lho! Banyak proyek daerah gagal karena tak ada kawalan dari pusat. 

"Kritik tetap mesti disampaikan secara terbuka tapi mesti seimbang dan terarah pada solusi daripada sekedar membeberkan masalah apalagi sekedar mau mengecilkan dan meniadakan peran nyata dari pemimpin." Tegas Carlo yang lama diberi kepercayaan dalam bidang penanganan kejahatan biasa sampai luar biasa, narkoba dan terorisme.

Carlo meneruskan refleksinya bahwa pemimpin memang mesti terbuka pada kritik dan bahkan sebelum dikritik sesungguhnya dia sudah mesti sadar akan dirinya sendiri. Suatu saat nanti pejabat akan pensiun, jangan sampai kaget dan terkena penyakit post power syndrom. Mungkin salah satu penyebab adalah karena tidak mempersiapkan diri untuk mengakhiri jabatan. 

"Kita komang nda mau itu terjadi pa kita sendiri." dengan logat Manado yang kental menegaskan bahwa tak mengharapkan di masa tua terkena penyakit lupa diri itu lalu tidak menikmati sisa hidup dengan penuh syukur. Salah satu persiapan adalah bagaimana mental tidak kaget atau kecewa pada saat tidak dilayani lagi sebagai pejabat dengan segala protokoler dan privilege yg melekat dalam jabatan yang memang masih sangat feodal birokratis. 

"Coba perhatikan foto Arnold Schwarzenegger yang tidur di bawah patung di depan sebuah hotel yang didirikan justru sebagai penghormatan kepadanya semasa masih menjabat Gubernur California." Ujar santai Carlo yang pernah menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Barat dia awal terbentuk dan Kapolda termuda saat menjabat di Sulawesi Utara ini. 

Benar, kita bisa cek di jagad maya, Arnold mengunggah fotonya tersebut dengan tulisan 'How times changed', betapa waktu berubah! Ya, sewaktu meresmikan hotel itu, pihak management menyatakan bahwa setiap saat beliau boleh datang dan ada kamar yang tersedia untuk dia. Namun ternyata pihak hotel menolaknya  dengan alasan kamar hotel penuh, karena dia buka gubernur lagi? 

Tentu saja Arnold bukan sekedar acting tapi dibalik tindakannya hendak memperlihatkan bahwa orang siapa saja bisa lupa janji. Siapa saja bisa lupa akan jasa apalagi jabatan semata. Maka perlulah para pejabat dan siapa saja kita untuk selalu positif melihat kedepan sambil mempersiapkan apa saja yang perlu. 

Kita bagaikan musafir yang melintasi dunia ini, kita bagaikan hamba Allah yang tak berguna yang melaksanakan perintah Tuan yang diabdi (tertulis dalam Alkitab). Selama kita hidup di dunia, entah sebagai pejabat atau sudah pensiun atau sebagai rakyat biasa, selama masih hidup dan punya kemampuan, teruslah berbuat yang terbaik bagi semesta kehidupan, sesuai kemampuan dan sikon yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun