Mohon tunggu...
Stefani Ditamei
Stefani Ditamei Mohon Tunggu... Mahasiswa - K-drama Enthusiast

Mahasiswa (pejuang tugas akhir) program studi Ilmu Politik Universitas Jenderal Soedirman.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Selain Kartini, Berikut Tokoh Perempuan Nasional Daerah

4 Mei 2021   16:56 Diperbarui: 4 Mei 2021   18:01 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu tokoh nasional perempuan di Indonesia yang populer dan dikenal masyarakat luas adalah Raden Ajeng Kartini. Hari lahir R.A Kartini ditetapkan oleh Ir. Soekarno sebagai hari besar nasional di Indonesia. Ketetapan tersebut berdasarkan Nomor 108 tahun 1964, yang juga menetapkan R.A Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional.

Ditetapkannya hari lahir Kartini sebagai Hari Kartini membuat masyarakat lebih mudah mengenali dan mempelajari tentangnya.

Baca juga: Nostalgia Lomba Hari Kartini, Mana Favoritmu?

Namun, tokoh perempuan nasional daerah di Indonesia ternyata tidak hanya R.A Kartini, lho! Selain Kartini, Berikut Tokoh Perempuan Nasional Daerah yang harus kamu ketahui:

Laksamana Keumala Hayati

Keumalahayati adalah tokoh perempuan nasional daerah Aceh yang berjuang di zaman Kesultanan Aceh. Di kisaran tahun 1585-1604, Keumalahayati memegang jabatan sebagai Kepala Barisan Pengawal Istana Panglima Rahasia dan memimpin 2.000 pasukan Inong Balee dan melakukan peperangan terhadap kapal dan benteng pasukan Belanda. 

(Kompas.com)
(Kompas.com)
Keumhalayati juga dikenal karena telah membunuh Cornelis de Houtman dalam pertempurannya.

Penghargaan negara Indonesia kepada Laksamana Malahayati diberikan berupa penetapanan nama Keumalahayati sebagai nama jalan, selain itu nama Malahayati juga ditetapkan sebagai nama pelabuhan di Aceh, nama kapal perang KRI Malahayati, dan nama Universitas Mahalayati di Bandar Lampung.

Maria Walanda Maramis

Maria Walanda Maramis lahir pada tahun 1872 di Minahasa Utara. Menurut buku yang diterbitkan bertajuk 'Nederlandsche Zendeling Genootschap', Maria Walanda Maramis ditahbiskan sebagai perempuan yang memilkiki bakat istimewa dan dianggap lebih sering maju daripada kaum lelaki. 

(Kompas.com)
(Kompas.com)
Maria Walanda Maramis memiliki andil besar membangun organisasi bernama PIKAT (Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya) dan menulis artikel di surat kabar Tjahaja Siang. 

Baca juga: Maria Walanda Maramis Pejuang Emansipasi Wanita dari Sulawesi Utara oleh Sigit Eka Pribadi

Di dalam artikelnya ia berpendapat dengan tegas pentingnya peranan seorang Ibu dalam keluarga. 

Sehingga melalui organisasinya, ia memiliki tujuan untuk:

  • Menyediakan wadah bagi kaum perempuan Minahasa agar mereka saling bergaul
  • Mendorong masa depan yang lebih baik bagi pemuda Minahasa
  • Mendorong kaum perempuan di Minahasa untuk mengeluarkan pendapat dan merumuskan pemikirannya secara bebas.

Karena jasanya tersebut, Maria Walanda Maramis mendapat gelar pahlawan pergerakan nasional dari pemerintah  Indonesia pada tahun 1969.

Raden Dewi Sartika

Sama dengan R.A Kartini yang berjuang demi pendidikan dan kemajuan anak-anak Indonesia, Raden Dewi Sartika juga membuat sekolah yang bernama Sekolah Isteri di Pendopo Kabupaten Bandung. 

(Kompas.com)
(Kompas.com)
Oleh pemerintah, Dewi Sartika dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 1 Desember 1966.

Itulah tokoh perempuan nasional di Indonesia selain Kartini. Kita patut bangga memiliki mereka sebagai pahlawan nasional dan pahlawan kemerdekaan di Indonesia.

Baca juga: Dari 173 Pahlawan Nasional, Hanya 13 Perempuan oleh Berty Sinaulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun