Mohon tunggu...
Stefani
Stefani Mohon Tunggu... Guru - Stefani

Stefani 25 September Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Behaviorisme

11 September 2021   00:05 Diperbarui: 11 September 2021   00:13 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Behaviorisme adalah sebuah teori tentang perilaku yang tertua. Teori ini sudah ada sejak tahun 1849 dengan tokoh penemu yaitu Ivan Pavlov. Lalu, dilanjutkan oleh John B. Watson, serta B. F. Skinner. 

Ivan Pavlov terkenal dengan teori classical conditioning. Teori ini berlandaskan stimulus-stimulus yang sengaja diciptakan untuk memperoleh respons yang diinginkan. 

Percobaan dari Pavlov yang paling terkenal adalah "The dog experiment". Seekor anjing dilatih oleh Pavlov dan diberi stimulus untuk menganggap bunyi bel adalah waktunya makan. 

Sebelum ada stimulus anjing tersebut mengeluarkan liur pada saat diberi makan dan tidak berliur pada saat dibunyikan bel. Setelah stimulus bel dan makanan diberikan, anjing tersebut mengeluarkan saliva dan pada akhirnya hanya dengan mendengar bunyi bel tanpa ada makanan pun anjing tersebut sudah mengeluarkan saliva.

Selain Pavlov, Skinner pun mempunyai teori yang berbeda. Teori dari Skinner disebut "Operant Conditioning". Ada empat tipe operant conditioning yaitu: penguatan positif, penguatan negative, hukuman, dan kepunahan. 

Penguatan positif yaitu penguatan yang dilakukan untuk menghasilkan perilaku positif, penguatan negatif yaitu penguatan yang dilakukan untuk meminimalisir perilaku negatif, hukuman adalah penguatan yang dilakukan untuk menghilangkan perilaku negatif, dan kepunahan adalah situasi dimana penguatan tidak berdampak positif atau negatif.

Teori behaviorisme ini masih digunakan sampai sekarang. Untuk sisi positif teori ini lebih banyak dilihat untuk proses pembelajaran anak-anak. 

Teori ini mendukung perubahan perilaku ke sisi yang positif. Untuk sisi negatif, teori ini hanya berfokus pada tingkah laku yang terlihat, sehingga teori ini tidak bisa berdiri sendiri untuk proses pembelajaran yang dinamis. Untuk saya sendiri, teori behaviorisme ini menjadi dasar utama pada saat saya mengajar murid-murid saya.

Bagaimana tingkah laku mereka mempengaruhi cara dan hasil belajar mereka. Jika, mereka responsnya positif dengan suatu materi, seperti mereka banyak bertanya, mereka dapat mengikuti apa yang saya bahas, dan mereka memahami materi menurut kemampuan mereka masing-masing, saya merasa senang dan berhasil memberi ilmu untuk mereka. 

Sebaliknya, jika mereka responsnya negatif terhadap suatu materi, seperti mereka susah fokus, mereka merasa bosan, dan bahkan mereka tidak dapat memahami apa pun tentang materi tersebut, saya merasa agak bersalah dan sedih karena murid-murid tidak medapat ilmu secara maksimal.

Teori behaviorisme ini menurut saya sangat membantu untuk menjadi dasar belajar anak-anak diusia 3 sampai 8 tahun. Diusia tersebut anak-anak sangat mengeksplor dunia mereka dan menjadikan orang tua dan guru sebagai role model mereka. Maka dari itu, diusia tersebutlah guru sebagai seorang pendidik harus berperan aktif memberi contoh, stimulus, dan penguatan untuk murid-murid berperilaku positif yang akan menjadi bekal mereka kedepannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun