Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Worklife

WFH, Work From Home atau Work From Heart

15 Mei 2022   08:17 Diperbarui: 15 Mei 2022   08:20 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kembali kita memulai pekerjaan kita setelah melewati liburan panjang lebaran. Dan ada pertanyaan besar di kalangan pengusaha, apakah kita akan kembali Work From Home, atau mau kembali semuanya ke kantor, atau Work From Office.

Memang di masa pandemi ini, kita telah mulai terbiasa untuk bisa bekerja secara remote, atau dikenal juga dengan Work From Home (bila dari rumah), atau bekerja dari mana saja (Work From Anywhere). Yang penting adalah tujuan pekerjaan tercapai. 

Namun dalam pelaksanaanya, tidak semua jenis pekerjaan bisa dilakukan secara remote, ada jenis pekerjaan yang tetap harus datang dan hadir mengerjakan pekerjaannya di kantor. Maka mau tidak mau memang harus datang ke kantor. 

Jenis pekerjaan seperti tenaga pemasaran (sales), programmer software, mungkin bisa dilakukan secara remote. Tapi akunting, administrasi, hingga gudang logistik dan pabrik , tentu tidak bisa harus hadir ke ruangan. 

Maka pilihan untuk menerapkan Work From Home atau tidak kembali kepada jenis usaha masing-masing. Ada jenis usaha yang bisa dikerjakan secara remote, dan ini bisa diterapkan. Bila tidak maka harus dirubah kembali bekerja di kantor atau lokasi.

Pertama, Perusahaan, instansi juga harus merubah Standard Operation Procedure yang harus dilakukan, terkait dengan kebijakan WFH yang diterapkan. Demikian juga kemungkinan adanya hybrid. Ada yang masuk WFH, ada yang masuk WFO. Atau bergantian. 

Kedua, pengukuran Key Performance Indikator (KPI) yang adil juga harus diterapkan. Baik yang menggunakan WFH ataupun harus tetap WFO. 

Perusahaan saya menerapkan full WFO, tapi ada tim yang bisa mengambil WFH dengan berbagai resiko dan KPI yang ada. Demikian juga perusahaan startup kawan saya, dia menerapkan full WFH , tapi tiap pagi dan sore melakukan koordinasi meeting semua tim yang ada. Semua cara ini dilakukan untuk memastikan, semua tim bekerja. 

Tapi yang paling penting adalah tetap Work From Heart. Dengan bekerja menggunakan hati, maka baik kita bekerja secara remote, ataupun onsite di kantor, semua dilakukan dengan penuh pengertian, hati sukacita dan mengutamakan hasil. Inilah yang jauh lebih penting, bukan masalah lokasi. 

Silahkan tentukan anda bisa WFH, atau WFO, tapi yang penting tetap bekerja dengan Heart.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun