Mohon tunggu...
fanky christian
fanky christian Mohon Tunggu... Full Time Blogger - IT Specialist, DCMSolusi, DCMGroup, EventCerdas, StartSMEup, JesusMyCEO, IndoBitubi, 521Indonesia

IT Specialist, khususnya infrastruktur, aktif di beberapa Asosiasi IT, suka mengajar dan menulis, fokus kepada IT , enterpreneurship, content marketing. Mengembangkan Daya Cipta Mandiri Group, EventCerdas, 521Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Belajar di Kala Pandemi Memudar

21 Maret 2021   16:51 Diperbarui: 21 Maret 2021   17:02 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Tidak terasa, sudah 1 tahun kita mengalami pandemi. Dan perubahan di bidang pendidikan sangat terasa. 

Kita tidak lagi melihat anak-anak kita diantar pagi ke sekolah, mereka berebutan naik kendaraan menuju sekolah, atau pada saat pulang mereka ada di mana-mana. Sekarang semua pindah ke kelas virtual. Mungkin untuk sebagian besar sekolah yang ada di kota besar, ini tidak menjadi masalah. Tapi untuk kota kecil, dimana ada keterbatasan bandwidth Internet, maka tentu ini menjadi masalah besar. 

Untungnya pemerintah kita bertindak cukup cepat, karena masih ada di beberapa negara bahkan baru mulai masuk ke pembelajaran jarak jauh setelah 3-6 bulan kemudian, inilah terjadi LEARNING LOSS. Ada gap dimana tidak ada proses pembelajaran. 

Di sebagian desa dan daerah tertinggal, hal ini masih terjadi. LEARNING LOSS mengakibatkan siswa tidak bisa belajar. Meskipun tetap ada upaya untuk bisa mengajar, tapi sebagian besar guru lebih memilih diam dan tidak melakukan apa yang mereka bisa lakukan. Maka di desa dan daerah tertinggal, mereka tidak bisa belajar. Upaya melalui stasiun TV diambil sebagai langkah darurat agar anak bisa tetap belajar. 

Lalu setelah ini apa ?

Itu pertanyaan yang disampaikan ke saya dalam salah satu diskusi. Saya tahu, saya pun juga tidak memiliki jawaban yang pasti. Maka saya lebih cenderung untuk melihat dari aspek lain, aspek kebutuhan. Kebutuhan sumber daya manusia di kala setelah pandemi, itu yang harus dilihat, barulah disesuaikan dengan pola pendidikan kita yang ada sekarang. 

Coba kita telaah. 

Pertama, kemampuan abad 21 (21st Century Skills) ini telah dibahas dimana-mana, ada 4 C yang menjadi fokus :  CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS), CREATIVITY (KREATIFITAS) , COLLABORATION (KOLABORASI) dan COMMUNICATION (KOMUNIKASI). 

Kedua, sebenarnya tidak cukup hanya 4 C saja , karena ada faktor lain yang juga penting, yaitu :   Information literacy (LITERASI INFORMASI), Media literacy (LITERASI MEDIA), Technology literacy (LITERASI TEKNOLOGI), Flexibility (FLEKSIBILITAS), Leadership (KEPEMIMPINAN), Initiative (INISIATIF), Productivity (PRODUKTIFITAS) dan Social skills (KEMAMPUAN SOSIAL). 

Mengapa ini semua menjadi penting ?

Karena dinamika dunia saat ini mengubah cara pandang mengenai pekerjaan, kebutuhan kemampuan dunia kerja pun berubah. Maka sekolah dan dunia edukasi harus mempersiapkan 12 kemampuan abad 21 itu diatas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun