Kesiangan! Menyisakan beban berat, tergopoh-gopoh menuju tempat kerja. Terlalu santai, menikmati malam, baca-baca dan menonton hingga larut, lupa waktu. Semisal bangun lebih pagi, seperti hari-hari sebelumnya, semua yang terlintas nampaklah ceria meskipun mendung menggantung.
Rejeki akan menguap, terlanjur dimakan ayam, kata orang-orang tua dulu saat bangun terlambat. Dihinakan ayam berkokok, sementara kita masih terlelap.
Tak sengaja, lelahnya fisik menghantarkan tidur semalam lebih awal. Sepulang beraktifitas kerja, sebelum jam setengah tujuh malam sudah di rumah, mandi, berganti pakaian, dan makan.
Maksud semula ingin leyeh-leyeh merebahkan badan, nyatanya kebablasan hingga pagi buta. Sejenak terjaga, jam 10-an, dan tertidur lagi karena mata menagih janjinya untuk mengatupkan kelopak.
Secangkir kopi menemani pagi, fisik-nya tak segar, lusuh karena belum mandi, tapi psikis-nya jernih. Bahkan, meja makan yang tersisa pecah-belah semalam tampaknya biasa-biasa saja, tak ada kesan berantakan.
Berbeda pandang, meski meja dalam keadaan rumit, karena belum sempat dirapikan, tak memengaruhi pola pikir yang berasa indah dan bersemangat.
Terbayang sudah, betapa pekerjaan menanti tangan-tangan kita di tempat kerja yang akan dijumpai beberapa jam ke depan. Sulit dan rumitnya, tak menjadi masalah karena jiwa dan raga ini telah siap menghadapinya.
Hidup memang berkawan masalah. Bedanya, cuma cara menghadapinya. Kebanyakan dari kita, Â tak menyiapkan pikiran dan hati di tubuh yang bugar, hingga akhirnya selalu terpuruk dengan sikap pesimis dan menolak masalah.
Dalam situasi tertentu, lemah, letih dan lesu, pikiran pun tertambat, seolah menutup solusi segala permasalahan yang dihadapi.
Bila ternyata, hari-hari yang akan kita lalui, berasa berat, bahkan tak ada harapan, berilah tempat khusus di hatimu dalam raga yang nyaman dan bugar.