Mohon tunggu...
Johanes Krisnomo
Johanes Krisnomo Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan Swasta

Penulis, YouTuber : Sketsa JoKris Jo, Photografer, dan Pekerja. Alumnus Kimia ITB dan praktisi di Industri Pangan.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Potensi dan Talenta, Perlu Dikembangkan Sejak "Unyu-unyu"

24 Oktober 2019   01:18 Diperbarui: 24 Oktober 2019   04:48 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://raisingchildren.net.au

Menyimak perilaku diri, kecilnya saat unyu-unyu, ternyata telah ada tanda-tanda yang termaknai kelak. Tak mampu beli koran dan buku dongeng, sedihnya membekas hingga menua, ketika hidup telah mampu mandiri.

Badai telah berlalu, mimpi-mimpi telah tertuntaskan gara-gara tekad kuat, dan bersemangat memuaskan dahaga masa lalu.

Liur menetes di sela-sela lidah, bukan karena dihadapkan makanan lezat. Aneh memang, pasalnya ketika singgah di simpang jalan, waktu itu banyak penjual koran dan buku-buku dongeng bekas baca digelar. 

Cukuplah, bila penjual koran merelakan barang dagangannya, dibolak-balik dan dibaca sekilas oleh seorang anak yang bekal uang sakunya tak seberapa.

Media pembelajaran tak melimpah, ketika itu internet belumlah lahir, dan prosesnya telah menguatkan semangat seadanya dan menyimpan keinginan membaca dalam sebuah angan-angan melambung.

Tak perlu buku-buku motivasi, selayak kini yang bertebaran memenuhi jagad visual dan maya. Rupanya motivasi untuk sukses telah terbangun dengan sendirinya, berdasarkan kisah-kisah sederhana yang teralami.

Pandai-pandai memahami perilaku anak-anak, melihat talenta-talenta tersembunyi. Terkadang anak-anak bersikap nakal, tak ada waktu bermain karena padat merayap dijejali les-les privat, baik pelajaran maupun kesenian wajib yang sifatnya ketat aturan.

Mungkin anak kurang piknik, maksudnya pikiran dan kreatifitasnya terpangkas karena padat waktu. 

Pikniknya pikiran anak bisa saja dilakukan dengan cara memberi waktu dan mengajaknya jalan-jalan di alam bebas dan segar, terlepas dari  urusan belajar formal.

Seorang anak perlu juga diajarkan merawat tanaman, menyiram dan mengamati tumbuh kembangnya, berlatih dan belajar memaknai bagaimana proses sebuah pencapaian itu perlu kesabaran, dan kesungguhan.

Sumber : https://unsplash.com
Sumber : https://unsplash.com
Gratisnya masuk Kebun Binatang, waktu itu sepulang sekolah, tak bayar bila memakai seragam pramuka. Kebetulan posisi Kebun Binatang dilalui ketika pulang sekolah, dan itu menarik minat meski waktu itu masih usia Sekolah Dasar.

Lelahnya jalan kaki, ketika pulang sekolah, lenyap sesaat bercampur kebahagian mengamati perilaku hewan-hewan di Kebun Binatang.

Cikal bakal mengapa kini suka, dan sering berkunjung ke Kebun Binatang, terkuak sudah. Menulis artikel tentang dunia hewan, berasa awet muda dan menyimpan energi yang tak habis-habisnya.

Pandai-pandailah melakukan yang terbaik untuk anak-anak yang sedang tumbuh kembang dan mencari jati diri. Banyak fasilitas dan kemudahan yang dapat dimanfaatkan kini, agar anak tak terlalu terbebani kewajiban sekolah.

Pikniknya anak-anak, bisa diterapkan dalam kegiatan merawat tanaman, atau hewan-hewan peliharaan, jalan-jalan ke Kebun Binatang, atau jalan santai di perkebunan misalnya. Bahkan perlu, kenalkan anak-anak dengan museum, dan perpustakaan serta biasakan kegiatan membaca.

Keseimbangan hidup haruslah diterapkan kepada anak-anak agar mendapatkan bekal hidup sukses di masa mendatang, dengan cara mengembangkan potensi dan talentanya.

Bandung, 24 Oktober 2019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun