Suasana riuh yang muncul dari ribuan orang di Karang Asem, Bali pada Sabtu, 7 November 2015 kemarin menjadi sorotan media lokal dan nasional, berkumpulnya tokoh-tokoh daerah dan salah satu figur nasional yang dalam beberapa minggu kebelakang ini juga menjadi sorotan di media terkait musibah yang menimpa partainya, Nasdem. Acara yang diselenggarakan di Taman Ujung Karang Asem itu ternyata acara konsolidasi partai Nasdem terkait pemenangan Pilkada di Bali, Nasdem sendiri mengusung tiga cabup dan cawabup yang akan berkompetisi di kabupaten Karang Asem, Tabanan, dan Jembarana.
Tak lengkap rasanya jika dalam sebuah konsolidasi tidak mendengarkan Surya Paloh berorasi, namun dalam orasi politiknya kali ini ada sebuah pesan yang terus menerus ia ulang, mungkin itu sebuah instruksi untuk para cabup dan cawabup yang ia usung, dan juga untuk kader-kadernya yang ada di Bali. Kata-kata “konsisten, idealisme, politik transaksional, amanah rakyat, demokrasi” disebut begitu sering dalam orasinya tentang Pilkada dan pemimpin daerah. Kata-kata itu pun ia perkuat dengan kalimat yang ia ucapkan dengan lantang dan tegas.
“Berikanlah kasih sayang, respect kalian kepada rakyat. Kembalikan jatidiri bangsa ini kepada rakyat. Jangan berputus asa, mulai dari diri sendiri, dari Partai Nasdem, mulai dari hal yang terkecil. Inilah idealisme itu. Bukan memikirkan utang budi terhadap Nasdem sekalipun Nasdem tidak munafik, tetapi itu bukanlah yang utama. Terhadap berbagai tantangan, godaan, maka pilihan kita adalah konsekuen dengan idealisme.”
Dengan ini, partai Nasdem sangat tegas dan konsisten menolak segala hal yang berbau transaksional. Surya Paloh beserta Nasdem sudah membuktikan omongan itu saat ikut bersama saudara tuanya PDIP, mengusung Jokowi-JK dalam pilpres 2014 kemarin. Surya Paloh dengan tegas menyatakan bergabung dalam koalisi mendukung Jokowi-JK “Tanpa Syarat.”
Dan dalam momen pilkada serentak ini Nasdem dibawah komando Surya Paloh juga menyatakan “Politik Tanpa Mahar” yang tujuannya agar para calon kepala daerah ketika nanti terpilih bisa menjalankan amanah rakyat, bukan malah memikirkan modalnya kembali. Sehingga, cita-cita mewujudkan Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia bisa dimulai dari daerah-daerah, menurut Surya Paloh.