Mohon tunggu...
Sri Yamini
Sri Yamini Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Aku Naik Kelas atau Tinggal Kelas?

11 Juni 2018   14:53 Diperbarui: 11 Juni 2018   23:14 1044
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembagian rapot semester 2 pada hari Sabtu, 09-06-2018 pukul 10.00 -selesai, berarti selesai sudah tugasku sebagai wali kelas kelas 1 SD pada tahun pelajaran 2017-2018. Mungkin dalam hati yang paling dalam  murid-muridku ada yang bertanya kepada dirinya:"Apakah aku naik kelas /tinggal kelas??? 

Dokpri
Dokpri
Begitu juga orang tua murid juga pasti sama pertanyaannya :"Apakah anakku naik kelas/tinggal kelas/kira-kira jumlah nilai dan nilai rata-rata berapa/kira-kira sekarang jadi rengking berapa??? Itulah pertanyaan yang akan muncul dalam bathinnya. 

Dokpri
Dokpri
Setelah wali kelas menyampaikan kesan dan pesan kepada orang tua murid dan muridnya dilanjutkan dengan memanggilan murid yang terbaik yaitu rangking ke 1-10 besar. Sebenarnya dalam Kurikulum 2013 tidak boleh mencantumkan rangking di dalam rapot. Dengan tujuan menghindari murid yang nilainya kurang/pas kkm. Supaya di dalam kelas tetap terjaga dan situasi yang selalu kondusif tidak membedakan antara murid yang paling pandai, sedang dan kurang. 

Tetapi wali kelas harus mempunyai catatan mana murid yang terpandai, sedang dan kurang.Tujuannya supaya mudah untuk memberikan pengayaan kepada murid yang terpandai agar tidak mengganggu murid yang lain. Begitu juga supaya mudah memberikan remedial kepada murid yanh kurang. 

Alhamdulillah dari jumlah murid 40 orang diantaranya ada 3 murid yang belum lancar membaca. Padahal program wali kelas kekas 1 yaitu 3 bulan pertama di semester 1 murid-murid harus bisa membaca (dikte) , menulis dan berhitung . Tetapi tetap saja ada yang belum mampu menyelesaikan dalam 1 tahun. 

Ada beberapa faktor mengapa murid tidak bisa membaca yaitu :

1.Perhatian orang tua terhadap anak kurang fokus. 

2. Pekerjaan orang tua terlalu sibuk

3.Komunikasi antar anak dan orang tua kurang harmonis 

4.Status perceraian orang tuanya, sehingga anak selalu berpindah tempat untuk bersekolah

5.Tinggal dengan kakek, nenek, paman bibi bahkan dengan orang lain

6.Anaknya sendiri tidak mau belajar karena lebih suka bermain di luar rumah/0sukanya bermain game baik di hp /di warnet 

7.Lingkungan dimana anak tersebut tinggal 

8 Teman sebaya ada yang baik/kurang baik akhlaknya

9.Orang tua terlalu protektif (mengekang /tidak boleh bergaul dengan teman sebaya) 

10.Orang tua yang kurang perhatian(masa bodoh) anaknya mau sekolah/belajar dibiarkan begitu saja. 

Itulah masalah-masalah mengapa murid tidak bisa membaca ??? padahal guru di sekolah selalu mengajar setiap hari. Saya pribadi mengajarkan membaca di awal pelajaran secara bersama-sama (Literasi selama 15-30!meni ). Waktu mau pulang sekolah selalu diajarkan membaca satu per/satu.Satu orang satu nomor dalam bacaan/satu orang satu jajar untuk membaca dengan bergiliran. 

Itulah kondisi yang sebenarnya yang terjadi di lapangan. Orang tua tidak boleh menyalahkan anak /gurunya.Mengapa anak yang lain bisa pandai. Sedangkan anakku tidak bisa seperti anak yang lain. Orang tua harus intropeksi diri, pernahkah mengajarkan anaknya untuk belajar di rumah??? Jadi marah-marah/memukul anaknya karena tidak naik kelas/tidak rangking.  

Semoga tulisanku ada guna dan manfaatnya terutama bagi para pembaca yang masih mempunyai anak yang belum bisa membaca /anaknya kurang pandai dibandingkan dengan anak-anak yang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun