Mohon tunggu...
sri wulandari
sri wulandari Mohon Tunggu... Guru - Guru

Guru sd

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Era Digital 4.0 Perlukah Peserta Didik Diberikan PR sebagai Tugas Tambahan?

2 November 2022   22:37 Diperbarui: 2 November 2022   22:50 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokpri/kegiatan diniyah sore sd/Sri Wulandari

Selamat  sehat sahabat pembaca , kali ini penulis tertarik dengan tema PR,  nah sebenarnya tergantung dari para guru pendidik ni, yang mengetahui ma salah yang terjadi atau mengerti keadaan sebenarnya disekolah. Penulis sendiri juga memiliki trik berbeda - beda pastinya terhadap peserta didik disekolah.

Jika ditanya perlukah memberi PR berdasarkan pengalaman penulis dengan situasi yang ada dilingkungan sekolah, PR tetap dilakukan, tujuannya si beragam.

1.Membuat peserta didik bisa memanagement waktu dengan baik, jam berapa kira -kira bisa mereka kerjakan

2.PR dirumah membantu peserta didik untuk mengingat materi pembelajaran tadi pagi, bisa berlanjut kepembalajaran ulang dirumah,dengan mengingat dan berlatih memiliki nilai positif terhadap diri peserta didik

3.Membantu peserta didik untuk mengecek perlengkapan sekolah, karena marak sekali kejadian dialami peserta didik ketinggalan buku, tugas apalgi kehabisan bolpen ataupun hilang,akibat tidak mengecek isi dalam tas, saat malam hati

4. Terbentuknya kepedulian wali peserta didik akan pertanyaan yang akan dilayangkan keanaknya,sapaan bentuk yang berbedapun akan terlihat pada masing wali peserta didik

5. Mengurangi penggunaan gadget dimalam hari, penulis kadang tanpa sengaja berpatroli keliling mengecek keadaan mereka, hasil yang dilihat luar biasa, semua peserta didik mayoritas bermain gudget dihalamn teras rumahnya maupun berkolompok bersama teman -temannya

6.Mengurasi hasrat peserta didik untuk bermain gameonline, firefayer kadang disudut-sudut rumah meeka suka menongkrong seperti gelandangan, berbekal voucher wifi 1 jam hanya seharga Rp.1000 rupiah, kemurahan harga ini membuat peserta didik lebih tertarik dari pada belajar. Apalagi dikampung penulis, penggunaan wifi dan voucher murah membuat gaya hidup peserta didik berubah

 Sebenarnya banyak sekali manfaat memberikan tugas sekolah dibanding kerugiaannya, apalagi peserta didik berada dilingkungan semi desa maupun pedesaan bahkan pelosok kepulauan.

Memang jika diperkotaan selain peserta didik sekolah, memang banyak juga yang mengikuti les privat lainnya baik yang berbaur akademik maupun non akademik, namun hal tersebut tidak menyurutkan potensi anak terhadap hak untuk istirahat, karena jikapun diSelingi adanya PR justru bagus untuk belajar menambah pemahaman peserta didik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun