Mohon tunggu...
SRI WARDANI
SRI WARDANI Mohon Tunggu... Penulis - Penulis dan MC

Suka Menulis, MC pemerintahan. Pernah menjadi Presenter di stasiun TV lokal. Meraih Juara II MC antar instansi Provinsi Riau (2014). Juara I lomba cerpen Penerbit Kertas Sentuh, Juara II Lomba Cerpen Penerbit Prospect. Juara III lomba Dongeng Tianisa Bookstore, Juara Harapan I Lomba cerpen The Journalish Publishing, Peringkat 5 lomba Cerpen Horor Tinta Misteri. Meraih 10, 20, 30, 50 besar lomba cerpen dan puisi lainya. Karya puluhan buku antologi fiksi dan non fiksi.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Era Baru Pesona Toba, Wisata Eksotis Bernilai Bisnis

25 September 2021   22:46 Diperbarui: 25 September 2021   22:51 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaldera Toba ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada sidang ke-209 Dewan Eksekutif PBB, United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) di Paris pada Juli tahun lalu. Pesona yang dimiliki Danau Toba makin memiliki kekuatan dengan mendapatkan pengakuan sekaligus menjadi tanggung jawab mengembangkan wisata Danau Toba.

Namun, mewujudkan cita-cita tersebut tidak cukup hanya pengakuan, harus diikuti dengan langkah-langkah nyata untuk melakukan revitalisasi di segala lini, sehingga kawasan ini  dapat menjadi Heritag of Toba bertaraf internasional.

Berkaca dari beberapa lokasi wisata yang mendunia karena memiliki ciri khas yang menjadi keunggulan. Misalnya, Bali identik dengan pulau yang eksotik dan kearifan lokalnya, seharusnya Danau Toba tidak hanya cukup dikenal sebagai sebagai danau vulkanik terbesar di dunia, tetapi perlu menciptakan brand yang mengguncang dan mengundang pesona internasional baik wisata dan bisnis.

Bagaimana menciptakan Danau Toba sebagai kawasan wisata sekaligus kawasan bisnis yang unik? Yakni menciptakan identitas tersendiri yang belum ada di Indonesia. Di Malaysia ada Kasino Genting, Sands Macau di Tiongkok, Las Vegas Casino di Amerika Serikat dan masih banyak lagi. Jadikan kawasan Toba sebagai salah satu destinasi pesona Indonesia dan sebagai resort kasino terbesar di Asia Tenggara yang akan memberikan profit bagi daerah dan negara.

Namun, gagasan ini akan dipandang ekstrim dan bertentangan dengan budaya Indonesia, dianggap tidak cocok dengan mayoritas penduduk Indonesia yang memeluk agama Islam sedangkan judi sangat dilarang.

Untuk itu, perlu kajian dan pertimbangan bersama bagaimana semua pihak terkait menetapkan sebuah keputusan ini tidak menimbulkan pertentangan. Malaysia sebagai negara beridentitas Islam melegalkan Kasino Genting sebagai pusat judi, apa yang menjadi alasan negara tersebut melegalkan bisnis haram? Ini sebuah kebijakan dengan memiliki alasan tertentu.

Melihat kebijakan Malaysia dengan membuat peraturan perundang-undangan bahwa yang memasuki Kasino Genting hanyalah orang-orang non muslim. Indonesia dapat mempelajari peraturan yang diterapkan pemerintah Malaysia.

Yang menjadi pertanyaan, mengapa harus mengambil ikon kota judi di kawasan Toba? Tidak dapat dipungkiri, salah satu cara meningkatkan wisata dan pemasukan pajak yang sangat besar adalah melalui kasino.

Dilihat dari keuntungan bisnis judi resmi yang terkenal di dunia seperti Macau, yang terletak di Pantai Selatan Tiongkok, pajak perjudian menyumbang 80% dari pendapatan pemerintah. Pendapatan bisnis Kasino Macau menghasilkan keuntungan Rp42 triliun per bulan (https://www.cnbcindonesia.com).

Pada tahun 2018, pendapatan RM 20,9 miliar atau sekitar Rp70 triliun dihasilkan dari bisnis kasino dan pendapatan wisata Genting. Malaysia mengantongi keuntungan besar dari pusat judi terbesar di Asia Tenggara ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun