Mantan vokalis band Nidji, Giring Ganesha yakin untuk mendeklarasikan dirinya menjadi calon presiden 2024. Berita ini tentunya menghimpun publik untuk ikut berkomentar terkait langkah yang diambil oleh Giring.
Banyak yang meragukan kemampuan Giring untuk memimpin Indonesia ke depannya terkait pengalaman yang belum ada, namun tak sedikit pula yang mendukungnya. Terlihat dalam komentar nitizen di media sosial, ada yang pro dan ada pula yang kontra.
Belum surut berita tentang Giring, saya dibuat terkejut dengan postingan instagram Aldi Taher yang mampir dalam feed instagram saya. Dalam postingan video di instagram @alditaher.official, ia dengan lantang menyatakan Deklarasi Aldi Taher 2024 untuk Maju sebagai Presiden Republik Indonesia 2024, dalam akhir postingan yang ia tulis, ia menyertakan akun Giring Ganesha dan Lambe Turah.
Entah kenapa saya fokus dengan tag akun Giring dan Lambe Turah. Apakah dia akan menjadi lawan Giring dan menginformasikan pada Lambe Turah agar diviralkan? Atau dia ingin menjadikan Giring Ganesha sebagai wakilnya? Atau? Ah entahlah.
Kenapa saya terkejut dengan adanya info deklarasi capres Aldi Taher? Sekedar informasi, Aldi taher memang pernah dikabarkan akan ikut pilkada sebagai calon gubernur Sumatera Barat dan Calon Wagub Sulawesi Tengah, dan sekarang mendeklarasikan diri jadi capres 2024? Saya dibuat terkejut sekaligus bingung, sebenarnya dia mau fokusnya ke mana?
Bukannya saya meragukan atau tidak percaya dengan kapasitasnya dalam memimpin, hanya saja saya kurang yakin. Eh btw, kurang yakin sama meragukan sama gak sih? Kalo sama ya udahlah anggap saja artinya seperti itu, soalnya agak sulit buat nyari kata-kata yang berhubungan dengan apa yang saya pikirkan tentangnya.
Langkah berani Giring dan Aldi untuk mendeklarasikan diri patut saya acungi jempol, karena tidak semua bisa melakukan semua itu, butuh tekad dan keberanian yang kuat untuk memulainya.
Fenomena artis untuk nyeleg mungkin sudah biasa kita dengar, tidak sedikit yang meragukan kapasitas mereka karena background kesehariannya sangat jauh dengan dunia perpolitikan. Kalau untuk nyapres? Mungkin lebih sedikit artis yang lebih berani dibandingkan dengan menjadi anggota dewan. Tentu masih jelas diingatan kita nama Rhoma Irama dan Farhat Abbas dengan berita capresnya kala itu.
Siapalah kita yang hanya bisa men-judge niatan seseorang. Kita hanyalah manusia biasa yang sangat sulit untuk membaca isi hati orang lain. Hanya bisa menebak-nebak saja. Yang bisa kita lakukan hanyalah mengingatkan. Sadar akan kemampuan diri sendiri dan fokus terhadap niat yang akan dijalankan.
Jangan sampai salah fokus sehingga hanya akan menggiring masalah, apalagi untuk menjadi presiden. Memimpin negara bukan wadah untuk uji coba kemampuan diri, bukan pula untuk mencari popularitas yang menguntungkan satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Presiden bukan hanya sekedar niat, ia harus punya kapasitas untuk membangun sebuah bangsa.
Siapapun yang akan memimpin bangsa Indonesia, kita doakan semoga niatan dan jalannya dilancarkan untuk ketentraman dan kesejahteraan negeri yang kita cintai ini untuk Indonesia yang yang lebih baik.
