Mohon tunggu...
sri wahyuni
sri wahyuni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi menulis, jika menulis digeluti otomatis pikiran akan menjadi kencang dalam menuai ide-ide kreatif

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Moderasi Beragama Guna Menangkal Ekstremisme di Indonesia

16 Januari 2023   18:48 Diperbarui: 16 Januari 2023   19:01 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Indonesia terus-menerus digemparkan dengan kasus ekstremisme dan kekerasan atas nama agama setiap tahunnya, hal ini dibuktikan dengan beragamnya kasus yang mengancam integrasi bangsa seperti ISIS, pertikaian antara kelompok mayoritas dan minoritas dan aksi bom bunuh diri. Kekerasan atas nama agama tersebut muncul akibat doktrin keagamaan yang diterima oleh seseorang sangat keras. Dalam hal ini Mas'ud Halimil saat rapat koordinasi bersama BNPT masyarakat memiliki pemahaman keagamaan berada pada level ''waspada'' (66,3%), dan (20,3%) pada level hati-hati bagi kalangan mahasiswa (Mas'ud, 2013).

Berdasarkan pada problem di atas ketika paham keagamaan yang ekstrem tersebar luas di medsos. Justru akan menimbulkan masalah serius yang mesti cepat di atasi. Pasalnya, ekstremisme sangat mengganggu kehidupan sosial keagamaan masyarakat berbangsa dan bernegara. Jika tidak diatasi dan dicegah sedini mungkin akan berkembang menjadi tindakan radikalisme dan terorisme. Maka daripada itu penting untuk mempermulakan bagaimana mendakwahkan moderasi beragama di ruang publik guna menangkal ekstremisme dan kekerasan yang marak terjadi di Indonesia.

Moderasi beragama adalah sikap dan cara pandang seseorang dalam beragama yang tidak ekstrem, dan tidak berlebih-lebihan. Tidak berlebihan disini mengandung makna bahwa menempatkan satu pemahaman yang sesuai dengan kaidah sebenarnya. Dengan begitu saat moderasi beragama ini tercipta dan berlaku dalam kehidupan keagamaan, otomatis akan dapat mengurangi prasangka, konflik dan pertentangan (Hefni, 2020). Adapun salah satu gagasan kemunculan moderasi beragama disebabkan karena seringkali orang dalam beragama menafsirkan ayat suci Al-Qur'an dengan kaku dan keliru, sehinga pemahamannya menjadi sempit. Sehingga tindakan dan pemikirannya menjadi ekstrim. Setiap agama selalu mengajarkan kebaikan, tidak ada satu agama pun yang mengajarkan pada keburukan.

Anjuran dalam menerapkan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-Baqarah: 143. Artinya; Artinya: ''Dan demikian (pula) kami telah menjadikan kamu Umat Islam, umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas perbuatan manusia dan agar rasul (Muhammad) menjadi saksi atas perbuatan kamu. Dan kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar kami mengetahui supaya nyata siapa yang mengikuti rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh pemindahan kiblat itu, terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, dan Allah tidak akan menyianyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah maha pengasih lagi maha penyayang kepada manusia (QS. Al-Baqarah: 143).

Moderasi beragama juga dipahami sebagai tangga awal dalam menumbuhkan sikap toleransi dan persatuan antar sesama umat beragama. Hal ini senada dengan penyampaian Kamaruddin Amin selaku Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, menurutnya moderasi beragama menjadi narasi yang tidak bisa dielakkan dari pemahaman-pemahaman eksklusif. Untuk itu, edaran yang dikeluarkan oleh kementerian agama tentang pendirian rumah moderasi bisa menjadi lokomotif untuk penyampaian pesan keagamaan secara damai dan toleran. Namun di ruang publik sangat banyak ditemukan kelompok-kelompok yang melahirkan konten-konten tunggal yang bertumpu pada pemahaman pribadi sehingga bibit-bibit tersebut menuai politik identitas dan ketegangan.

Seharusnya ruang digital dijadikan sebagai usaha untuk menggerakkan moderasi beragama dengan memakai facebook untuk menarik perhatian warganet baik itu teks, gambar, video dengan bertemakan moderasi beragama. Tak hanya facebook saja instagram, youtube dan twitter juga bisa dimanfaatkan oleh penggiat medsos dalam menggerakkan moderasi beragama. Tentunya  usaha tersebut akan dapat membantu meminimalisir potensi ekstrimisme, radikal,dan terorisme di Indonesia (Wibowo et al., 2019). Kemudian senada dengan hal di atas ada tiga bentuk upaya yang dilakukan pemerintah terutama Kementerian Agama dalam mengkampanyekan moderasi beragama di Indonesia diantaranya adalah mengadakan sosialisasi ke tiap-tiap daerah, mengadakan pelatihan bagi pegawai-pegawai dan membuat tim moderasi beragama dengan tema rumah moderasi beragama melalui satgas moderasi beragama.

Sumber rujukan

Hefni, W. (2020). Moderasi beragama dalam ruang digital: studi pengarusutammaan moderasi beragama di perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri. Jurnal Bimas Islam, 13(1), 6.

Mas'ud. (2013). BNPT: Hati-hati radikalisme di kalangan Mahasiswa capai angka 20,3%. Diktis.Kemenag.Go.Id. https://diktis.kemenag.go.id/v1/berita/bnpt-aoehati-hati-radikalisme-di-kalangan-mahasiswa-capai-angka-203a

Wibowo, A., Dakwah, F., & Komunikasi, D. (2019). EDUGAMA: Jurnal Kependidikan dan Sosial Keagamaan Kampanye Moderasi Beragama di Facebook: Bentuk dan Strategi Pesan. 5(1), 2614--0217.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun