Mohon tunggu...
Sri Suratmi
Sri Suratmi Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Malangnya Nasib Petani Malang

11 Oktober 2018   16:54 Diperbarui: 11 Oktober 2018   17:47 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah jatuh tertimpa tangga. Begitu nampaknya nasib para petani di daerah Malang. Sudah ditekan oleh harga pupuk dan benih yang mahal, atau ditekan oleh kelakuan pengijon dan tengkulak penghisap darah, Petani di Malang masih juga digerogoti oleh tikus-tikus koruptif yang berseragam dinas pertanian.

Nasib petani Malang, jadi makin malang.

Kemarin, kantor Dinas Pertanian di Kabupaten Malang digeledah KPK. Para penegak hukum mencari dokumen terkait korupsi peningkatan kesejahteraan petani di Kabupaten Malang.

Gimana petani kita mau tambah sejahtera? Bantuannya aja dikorupsi sama orang-orang Pertanian??

Kalau Menteri Pertanian Amran Sulaiman punya program pembasmi hama, tolong dong sekalian dianggarkan untuk membasmi tikus-tikus koruptor di kantornya sendiri. Jangan cuma membasmi hama tikus di sawah aja. Karena tikus di kantor Pertanian jauh lebih jahat. Mereka menggerogoti anggaran negara yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan petani.

Masya Allah...sejahat-jahatnya orang, adalah orang yang berbuat jahat pada orang miskin dan tertindas.

Bagaimana Menteri Pertanian Amran Sulaiman masih bisa pencitraan bahwa dirinya berhasil mengangkat harkat martabat petani? Sedangkan di bawah hidungnya sendiri, para anak buah aparat pertaniannya masih mengkorupsi anggaran untuk pertanian?

Seharusnya, Menteri Pertanian malu bikin pencitraan sini-sana, foto tersenyum bersama petani, sambil memanen padi di sawah. Karena kelakuan anak buahnya, mencuri jatah bantuan yang sudah menjadi haknya petani.

Sumber Berita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun