Mohon tunggu...
Sri Sugiastuti
Sri Sugiastuti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Pegiat Literasi Nusantara Pendiri PMA Literasi Istikamah, bersinergi dengan PGRI dan Guru di seluruh Nusantara yang memiliki passion Menulis dan pemerhati pendidikan di Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Refleksi di Usia 61 Tahun

2 Oktober 2022   18:44 Diperbarui: 2 Oktober 2022   18:45 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

REFLEKSI DI USIA 61 TAHUN

 Oleh: Sri Sugiastuti

Syukur adalah proses yang kuat untuk mengalihkan energimu dan membawa lebih banyak dari apa yang kamu inginkan ke dalam hidupmu. Bersyukurlah atas apa yang sudah kamu miliki, dan kamu akan menarik lebih banyak hal baik
--Rhonda Byrne.

Puji syukur terucap dalam lisan dan perbuatan dilakukan Bu Kanjeng saat usianya genap berusia 61 tahun. Artinya ia sudah menikmati masa pensiunnya selama 1 tahun. Alhamdulillah. Memangnya apa yang dilakukan Bu Kanjeng untuk mengisi masa pensiunnya?

Berbeda dengan orang kebanyakan, boleh dikatakan bahwa Bu Kanjeng memulai karir lainnya di usia senja. Bahkan ia pernah diwawancarai di televisi lokal MTA dan Solopos FM tentang kiprahnya di usia senja.

Karirnya sebagai Guru sudah dijalani selama 35 tahun. Karena saat usianya 25 tahun SK capeg sudah dalam genggaman. Ia cukup ikut sekali tes CPNS di tahun 1985 tepatnya di bulan September, yang bertempat di istora Senayan Jakarta.

Tempat mengajar sesuai di SK yang tertera adalah di SMEA Negeri 3 Jakarta dengan gaji 80 persen sebesar 85 ribu rupiah. 4 bulan berikutnya Bu Kanjeng mengikuti pra jabatan sehingga mendapatkan gaji pokok sekitar  125 ribu rupiah.

Sebagai Guru muda Bu Kanjeng sangat menikmati prosesnya menjadi guru profesional, apalagi saat ia bisa mengajar di sekolah lain sebagai Guru honorer. Ia juga masih memberikan les tambahan kepada anak tetangga yang ingin memperdalam bahasa Inggris.

Bu Kanjeng menikmati profesinya sebagai Guru lajang sekitar 7 bulan. Ia bisa membeli apa yang disukai dari gaji yang didapat tiap bulan. Ia juga bisa berbagi dengan orang tuanya. Saat itu  Bu Kanjeng ikut membantu untuk pemasangan telpon rumah. Tak lupa menabung untuk keperluan tak terduga.

Oktober 1986 Bu Kanjeng dipinang duda beranak 3 yang sampai saat ini sudah menua bersama. 4 anak lelakinya sudah berumahtangga. Di usianya yang 61 tahun ia masih diberi nikmat sehat dan sempat untuk berkunjung dan bersilahturahmi sambil berbagi ilmu di Nusantara.

Bagaimana karir mengajar Bu Kanjeng sebagai Guru dimulai setelah ia menikah?
Sebagai ibu tiri dan juga
sebagai istri. Tentu saja penuh suka duka. Apalagi saat ia harus pindah dari Jakarta ke Sukoharjo, tepatnya ke pondok mertua indah. Suaminya yang anak tunggal punya kewajiban merawat ibunya yang sudah jompo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun