Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ngabuburit ke Museum Purbakala Patiayam, Belajar Sejarah dari Situs Aslinya

16 Mei 2019   22:48 Diperbarui: 16 Mei 2019   22:51 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri
dokpri
Begitu masuk ke dalam ruangan Museum Purbakala Patiayam, pandangan mata akan tertuju pada sepasang fosil gading gajah purba ( Stegodon trigonocephalus) yang berukuran sangat besar. Gading ini menjadi primadona di museum ini. Di bawah gading terdapat temuan tulang bagian-bagian tubuh lain dari gajah purba tersebut. Fosil ini merupakan temuan pada formasi Slumprit dengan kisaran umur 750.000 -1,5 juta tahun. Fosil gajah purba ini ditemukan dalam kondisi cukup baik oleh seorang penduduk bernama Pak Karmijan pada tanggal 4 Maret 2008, ketika sedang menggarap ladang di Slumprit, Patiayam. Panjang Fosil mencapai 3,7 m dengan diameter 17 cm dan garis lingkar 55 cm. Fosil ini berhasil dikonservasi oleh Museum Ranggawarsita Semarang.

dokpri
dokpri
Bagian tubuh lain dari gajah purba dipamerkan di lemari pajang adalah fosil rahang bawah (mandibula), dan fosil tulang paha ( femur), dan tulang lengan. Sedang agak ke kiri terdapat fosil tulang panggul (pelvis) dari gajah yang sama.

letusan dahsyat Gunung Muria dan Gunung Pati Ayam dokpri
letusan dahsyat Gunung Muria dan Gunung Pati Ayam dokpri
Sebuah poster yang dipajang berisi kisah kejadian 400.000 tahun silam. Saat itu Gunung Muria  yang terletak di Pulau Muria meletus dengan hebat. Pada waktu itu Pulau Muria masih terpisah dengan Pulau Jawa tidak seperti sekarang yang sudah menyatu. Letusan yang dahsat itu mengubur seekor gajah jenis Elephas namadicus, yang fosilnya baru ditemukan pada tahun 2007 oleh para peneliti dari balai Arkeologi Yogyakarta.

Bukti bahwa manusia purba terdapat di Patiayam, dengan ditemukannya peralatan kapak batu, beliung batu persegi dan sejumlah alat lainnya yang terbuat dari batu. Keberadaan manusia purba di Patiayam juga dibuktikan dengan ditemukannya gigi prageraham dan fragmen atap tengkorak pada tahun 1978 oleh sartono. Fragmen tersebut seumuran dengan Homo erectus dari Sangiran yang hidup pada masa Plestones Tengah.

fragmen manusia purba dokpri
fragmen manusia purba dokpri
Di Museum Purbakala Patiayam juga dipajang fosil tempurung atas penyu, gigi hiu sapi, gigi buaya, sisik ikan bertulang keras, dan sejumlah kerang laut. Sebagai bukti bahwa Patiayam dulu merupakan sebuah pantai, atau dekat dengan laut.

dokpri
dokpri
Penelitian situs Patiayam sudah berlangsung sejak tahun 1857, saat Frans Wilhem junghuhn mengumpulkan fosil-fosil di Patiayam, Kendeng. Dilanjutkan pada tahun 1893 de Winter melakukan ekspedisi mengumpulkan fosil di Pegunungan Patiayam, pada tahun 1931 peneliti Belanda Van Es menemukan Sembilan fosil hewan vertebrata disana. Penelitian berlanjut pada tahun 1978, 1983, dan 2005 hingga sampai sekarang.

dokpri
dokpri
Dari hasil penelitian ditemukan bahwa Patiayam memiliki enam lapisan batuan hasil kegiatan vulkanik Gunung Patiayam dan Gunung Muria, yang menjadi bukti bahwa dulu Patiayam merupakan gunung tersendiri, bukan bagian dari Gunung Muria.

dokpri
dokpri
Sejak 22 September 2005 situs Patiayam ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah.

Menurut Pak Takim yang menjadi petugas yang berjaga, setiap harinya ada 100 sampai 200 orang pengunjung  yang datang ke museum saat liburan, dan sekitar 50 orang pada hari biasa.

manusia purba dari Patiayam dokpri
manusia purba dari Patiayam dokpri
Yang menyenangkan kita tidak dipungut biaya untuk masuk ke museum ini, hanya disediakan kotak agar pengunjung mengisi seikhlasnya, setelah mengisi buku tamu. Pak Takim sebagai pemandu dan petugas  museum kala itu juga sangat baik dan sabar dalam memberikan penjelasan pada kami yang banyak tanya.

Karena hari sudah sore Vahroh dan Muhammad keponakanku minta pulang, karena sebentar lagi  saat buka puasa tiba, kami butuh waktu setengah jam untuk sampai ke rumah.

Liburan jadi menyenangkan bagi anak-anak, berwisata sambil belajar, Alhamdulillah...

***

Kudus, 16 Mei 2019

Salam hangat,

Dinda Pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun