Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pagi dan Hujan

24 Maret 2019   08:31 Diperbarui: 24 Maret 2019   08:37 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pixabay.com/id/photos/hujan-badai-petir-rintik-hujan-2811639/

Bersama hujan, luruh rindu, kenangan dan ingin
tersangkut di dahan-dahan yang ujungnya menguning
melesap pada bumi, sampai penantian mengering
memeluk harapan dengan penuh hening

Langit dan mentari tak sanggup lagi saling menyapa
terhalang mendung dan geluduk yang menggebu
mengaduk pilu, perjamuan pagi berlalu
serupa inikah, sarapanmu ?

Secangkir kopi membeku, pada cerita kelabu
selembar roti dengan selai rindu melumat hasrat
meja makan menjelma lantai dansa
meliuk, melompat dan menari mengikuti irama
dan aku hanya bisa pasrah, dalam nikmat tercekat

Ketika hujan tak lagi rinai
dan halilintar bertalu-talu
masih juga kah, engkau enggan menyapaku

Aku ingin kita pergi bersama
membawa serta air mata, sebelum mengikatkan pada rongga dada
dengan mantra bulu perindu, agar kau tak pernah lagi melupakanku

Kudus, 24 Maret 2019

Salam fiksi.

Dinda Pertiwi   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun