Mohon tunggu...
Sri Subekti Astadi
Sri Subekti Astadi Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga, senang nulis, baca, dan fiksi

ibu rumah tangga.yang suka baca , nulis dan fiksi facebook : Sri Subekti Astadi https://www.facebook.com/srisubektiwarsan google+ https://plus.google.com/u/0/+SriSubektiAstadi246/posts website http://srisubektiastadi.blogspot.co.id/ https://www.instagram.com/srisubektiastadi/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Dari Boboran di Dandangan sampai Berharap-harap Menanti Kiriman Kartu Lebaran

3 Juni 2018   22:24 Diperbarui: 3 Juni 2018   22:52 903
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Kudus ada perayaan untuk menyambut datangnya Bulan Ramadan, yang namanya Dandangan. Pada era Sunan Kudus, Dandangan yang berpusat di Masjid Menara Kudus menjadi sarana informasi kepada masyarakat untuk mengumumkan bila bulan Ramadan sudah tiba, dan umat Islam diwajibkan untuk berpuasa. Hal ini ditandai dengan dibunyikannya bedug yang ada di Menara Kudus.

Karena banyaknya orang yang berkumpul di sekitar menara untuk mendapatkan pengumuman tentang datangnya bulan suci Ramadan tersebut, dimanfaatkan oleh pedagang untuk berjualan aneka mainan dan kebutuhan lainnya. Lama-lama penjual dan pengunjungnya semakin membludak di sepanjang jalan Sunan Kudus sampai alun-alun Simpang Tujuh. 

Melimpah-ruahnya penjual, terkadang dagangan mereka tidak laku sampai esok paginya saat Ramadan sudah datang dan mereka harus bubar.  Untuk mengurangi kerugian biasanya penjual menjual barang-barangnya dengan harga lebih muarah dari harga sebelumnya, atau disebut boboran.

seputarkudus.com
seputarkudus.com
Naah, saat pagi di puasa pertama itu kami setelah sahur, akan jalan-jalan pagi atau ngebun ke arena Dandangan dari alun-alun Simpang Tujuh sampai menara. Demikian juga aku, senang sekali bisa membeli aneka mainan gerabah mini dari bahan tanah (kereweng) , kapal-kapalan kecil yang ditaruh di air dalam baskom atau kami menyebut othok-othok, serta aneka mainan anak lain dengan harga yang lebih murah tentu. Sebelumnya kami sudah menabung khusus untuk mempersiapkan dana untuk membeli aneka mainan ini.

hellosemarang.com
hellosemarang.com
Walaupun jarak antara rumah kami sampai alun-alun lumayan jauh, sekitar 2 KM dan pagi itu kami sudah puasa, namun karena semangat ingin membeli mainan murah atau boboran di arena Dhandangan jadi tak terasa capeknya, padahal kita jalan kaki PP looh.  Sampai di rumah masih dilanjutkan bermain dengan aneka mainan baru bersama teman-teman sampai adzan Dhuhur tiba.

Kartu Lebaran

Setelah agak besar kita bukan lagi berburu mainan anak-anak pada saat boboran Dhandangan tetapi kami berburu Kartu Lebaran yang lucu-lucu, ada juga yang di lukis langsung disana.

seputarkudus.com
seputarkudus.com
Minggu kedua saat Ramandan kita sudah mulai ngantri di Kantor Pos saat pulang sekolah, untuk berkirim-kirim Kartu Lebaran kepada teman-teman dan saudara, dan juga kepada sahabat pena yang hanya kenal melalui surat-suratan saja, dan biasanya kita mendapat nama dan biodata sahabat pena dan majalah, Koran atau juga tabloid.

Minggu-minggu kedua dan ketiga itulah, aku sering berharap-harap cemas kalau ada Pak Pos datang, aku dan saudara-saudaraku lainnya, sering berebut untuk  menjadi yang pertama menerima surat/ kartu lebaran dari Pak Pos. Dan setelah itu pasti diledek-ledekin gitu , " Hayo...dari siapa? " Dan kita akan sembunyi-sembunyi membukanya. Setelah itu biasanya aku simpan kartu --kartu lebaran itu. Bahkan sampai sekarang masih ada yang tersimpan kali ya....

Mapak Tanggal

Ada satu lagi kebiasaan bulan Ramadan pada saat itu, yaitu mapak tanggal atau menyambut malam seribu bulan atau Lailatul Qodar.  Biasanya ibu-ibu sudah mulai memasak aneka makanan dan kue untuk dibagi-bagikan ke tetangga, saudara dan kerabat. Mapak tanggal biasanya dilaksanan mulai tanggal likuran, selikur atau malam ke duapuluh satu, telulikur atau malam ke duapuluh tiga, selawe atau malam ke duapuluh lima, pitulikur atau malam ke duapuluh tujuh, dan terakhir songolikur atau malam ke duapuluh Sembilan.

Selain kita mengirim-ngirim makanan, biasanya kita juga akan mendapat kiriman makan, bahkan dalam sehari bisa mendapat lebih dari 5  berkat / dos makanan. Jadi sayang juga kalau jadinya tidak kemakan semua.

Pada akhir-akhir Ramadan, ibu jsudah sibuk membuat aneka kue untuk persiapan lebaran. Terutama kue kering yang harus ada disetiap rumah saat lebaran ala Kudus. Seperti kue Keciput, kacang plintis / kacang bawang, semprit / kue sagu, dan rangen / kue kelapa.  Keciput ini yang sekarang menjadi kue ikon di Kudus, karena sifatnya jadi semacam tersedia di meja saat lebaran.

membuat keciput foto dokpri
membuat keciput foto dokpri
Demikian Ramadanku saat aku kecil, yang secara turun temurun mungkin beberapa diantaranya masih berlaku sampai sekarang, namun untuk kartu lebaran sekarang hanya tinggal kenangan dengan semakin majunya teknologi digital, orang menjadi semakin mudah memberi ucapan, bahkan kalau tak sampan nulis sendiri pun bisa copypaste juga, tapi makna yang terkandung di dalamnya lebih merasuk hati yang berupa Kartu Lebaran.

Bagaimana dengan Ramadanmu kawan, semoga semua kenangan manis buat kita semua.  Selamat menjalankan ibadah Ramadan semoga makin khusuk di sepuluh hari terakhir ini. Terima kasih.

Kudus, 3 Juni 2018

Salam hangat selalu,

Dinda Pertiwi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun