Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Bagaimana Berbisnis dengan Teman agar Tidak Ambyar

24 Januari 2021   22:29 Diperbarui: 25 Januari 2021   01:22 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi:www.pixabay

Godaan menyalah gunakan kepercayaan muncul setelah keuntungan yang diraup semakin banyak dan “merasa” tidak ada yang mengawasi, akhirnya lepas kontrol.

Godaan harta, tahta, wanita itu tidak dapat dilawan dengan hati nurani yang sudah hilang kendali. Investor yang susah payah mengumpulkan uang untuk ditabung, ternyata dengan mudah dan cepat dihabiskan oleh teman sendiri.

Sakitnya dikhianati itu sangat menghujam sampai lubuk hati yang terdalam dan menjadi “patah arang” yang tidak ada kesempatan untuk memperbaiki hubungan pertemanan akibat membuat kongsi bersama. Kalau sudah begini masihkah mempercayai teman sebagai andalan rekan bisnis ?.

Untuk itu sebelum memutuskan berbisnis dengan teman, sahabat, saudara perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  1. Jangan langsung percaya apalagi tertarik dengan “bualan maut” teman yang sudah lama tidak ketemu, karena tidak tahu karakter sikap dan perilaku selama tidak bertemu. Walau waktu sekolah/kuliah sebagai sahabat sekalipun.
  2. Mencari informasi dan referensi tentang profil calon teman bisnis melalui penelusuran media sosial yang dimiliki, jangan gegabah.
  3. Sebaiknya ada perjanjian kerja sama hitam diatas putih bermeterai dengan saksi minimal 2 (dua) orang dewasa, yang menyebutkan secara jelas hak dan kewajiban para pihak, termasuk cara penyelesaian bila terjadi perselisihan. Lebih mempunyai kekuatan hukum bila membuat akta perjanjian kerja sama di depan notaris.
  4. Tetap memantau perkembangan bisnis yang dilakukan secara berkongsi dengan teman, sahabat, saudara walaupun modalnya saling percaya. Hal ini mengingat pikiran orang mudah berubah, lidah tidak bertulang, dan banyak godaan di dunia bisnis.
  5. Dalam berbisnis bersama teman, sahabat, saudara nilai-nilai kejujuran, transparansi, akuntabilitas dan kredibilitas tetap menjadi modal utama yang tidak bisa dianggap sepele.
  6. Sikap merasa tidak enak/“ewuh pakewuh”, harus dihilangkan walaupun dengan teman, sahabat dan saudara sekalipun. Hal ini diakui sangat sulit dilakukan, tetapi demi kelangsungan kongsi bisnis suka tidak suka mau tidak mau harus dilakukan.
  7. Bisnis yang dilakuan oleh perkongsian teman, sahabat, saudara harus ada yang mengelola (manajemen) independen, netral, dan profesional. Walau ini diakui membebani keuangan dalam bisnis tersebut.
  8. Dalam bisnis yang dibangun dengan teman tetap memberlakukan prinsip:”bisnis adalah bisnis, bukan bisnis adalah teman, sahabat, saudara”.
  9. Tidak lupa dalam bisnis dengan teman tetap harus bayar pajak, sedekah, infak dan sumbangan bagi yang membutuhkan asal sudah disepakati bersama.
  10. Disiplin dan profesional dalam menjalankan bisnis bersama teman, memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai basis pelayanan prima bila usahanya di bidang jasa. Untuk memantau kondisi keuangan dapat dilakukan laporan keuangan secara daring.

Berlangsung lama tidaknya kongsi bisnis dengan teman sangat tergantung dari komitmen, rasa memiliki dengan visi dan misi bersama. Niat awal berbisnis untuk mengeratkan tali silaturahmi, tetap dijaga supaya tidak ambyar hubungan pertemana, persahabatan dan persaudaraan, hanya masalah kecil dan sepele.  

Yogyakarta, 24 Januari 2021 Pukul 21.33

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun