Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Badan Sehat untuk Menyambut Ramadan 1440 H

7 Mei 2019   23:53 Diperbarui: 8 Mei 2019   08:40 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SUmber ilustrasi:https://surabaya.bisnis.com (Editor : Miftahul Ulum)

Kesibukan para ibu menjelang Ramadan sudah mulai terasa di pasar tradisional untuk membeli aneka bumbu dan kebutuhan bahan makanan. Harga bawang putih yang awalnya Rp 40.000 per kilogram, melonjak menjadi Rp 60.000,- sampai Rp 70.000,-. Berarti mengalami kenaikan sebesar 33,33 persen -- 42,85 persen. Belum kenaikan bumbu lain dan sayuran, bayam seikat menjadi Rp 3.500,-, padahal sebelumnya Rp 2.500,-. Kenaikan ini pastinya sangat dirasakan oleh orang-orang yang tidak mempunyai penghasilan tetap setiap bulan. Sementara badan perlu asupan gizi seimbang setiap hari. Walau diakui sudah ada bantuan dari pemerintah dengan kartu miskin, kartu sehat, kartu pintar, kebutuhan hidup ternyata terus meningkat seiring dengan perkembangan dan perubahan zaman.

Menghadapi kondisi yang demikian, bulan Ramadan yang ini sangat tepat melakukan instrospeksi dan "turun mesin", untuk  membersihkan kerak-kerak yang mengotori kalbu (hati). Apalagi baru saja seluruh rakyat Indonesia melaksanakan hajadan besar pesta demokrasi yang menguras energi, emosi, pikiran, perasaan, waktu, biaya, dan pengorbanan nyawa yang gugur karena kelelahan. Sungguh di bulan Ramadan ini, waktu yang tepat untuk mensucikan hati dari rasa kebencian, permusuhan, saling curiga, berpraduga, berhujat, mengedepankan ego, dan menang-menangan. Kondisi fisik dan psikis yang terluka, saat Ramadan saling meminta dan memberi maaf lahir batin, sehingga dalam menjalani puasa benar-benar konsentrasi hanya mengharap ridho dan pahala dariNya.

Oleh karenanya untuk menyambut Ramadan 1440 H, selama sebulan penuh dimulai tanggal 6 Mei 2019, pikiran-pikiran negatif segera dihilangkan. Hal ini karena pikiran negatif hanya menimbulkan energi negatif yang merugikan jiwa dan raga, tidak produktif, membuang waktu dan tidak menghasilkan apa-apa. Sebaliknya pikiran positif akan menghasilkan energi positif yang memberi manfaat pada diri sendiri dan lingkungan sosialnya. Dengan demikian selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan ini suasana hati senang, nyaman, lega, gembira tanpa ada beban pikiran yang mengganjal. Kondisi batin yang sehat, berimbas pada keadaan secara fisik sehingga dapat menjalankan ibadah puasa di siang hari dan sholat tarawih, di malam hari di masjid, mushola, langgar, dan surau. Sholat tarawih menjadi ajang silaturahmi antar sesama, apalagi di lingkungan perumahan yang warganya mempunyai kesibukan sendiri-sendiri.

Menjaga kesehatan agar tetap prima untuk menyambut bulan puasa sangat penting, melebihi persiapan belanja kebutuhan untuk acara berbuka dan sahur. Kalau badan sakit tidak dapat merasakan nikmatnya orang berpuasa, yaitu saat melaksanakan buka puasa. Segelas teh manis hangat masuk kerongkongan terasa mendapat karunia yang luar biasa. Hal ini tentu tidak dapat dirasakan bagi orang yang tidak berpuasa karena sedang sakit. Setelah membatalkan puasa, segeralah mengambil air wudlu untuk sholat Magrib berjama'ah di masjid yang pahalanya 27 kali dibandingkan sholat sendiri di rumah. Artinya setelah masuk waktu berbuka diperbolehkan makan dan minum kesukaan, bukan berarti balas dendam semua makanan yang terhidang di meja makan dengan aneka menu disantap sekaligus. Makan dan minum secukupnya, berhenti sebelum merasa kenyang, supaya tetap nyaman ketika melaksanakan sholat Magrib.

Selain itu agar badan tetap sehat selama puasa melakukan aktivitas fisik tetap perlu dilakukan. Walaupun tidurnya orang berpuasa itu mendapat pahala, bukan berarti orang yang puasa lantas tidur sepanjang hari, tidak melakukan aktivitas fisik dan rutin. Memang tidurnya orang berpuasa lebih baik daripada tidak tidur tetapi melakukan "ghibah" (bergunjing). Selama puasa itu tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan lisan dari ucapan yang kotor, umpatan, menyakitkan, menahan hati dan menahan hawa nafsu. Sesungguhnya perang yang paling berat adalah melawan hawa nafsu yang ada pada diri kita sendiri. Puasa menjadi mengendali hawa nafsu, mengerem  keinginan membeli makanan dan minuman untuk berbuka yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Menjaga kesehatan selama puasa sangat perlu memperhatikan asupan gizi seimbang, supaya dalam tubuh tidak menimbun lemak jenuh yang berpotensi menimbulkan berbagai penyakit dan menganggu organ tubuh. Oleh karenanya dengan berpuasa itu justru dapat semakin menyehatkan badan baik secara psikis maupun fisik. Secara psikis, setiap hari minimal mendapat santapan rohani berupa ceramah selama 7 menit sesudah sholat Isya dan sholat Subuh di masjid. Secara fisik asupan makanan dan minuman lebih terkontrol, seimbang karena secara porsi berkurang, yang biasanya 3 kali makan menjadi 2 kali makan. Puasa Ramadan agar badan tetap fit, jangan lupa tetap melakukan olah raga ringan, murah meriah seperti jalan kaki setiap hari di pagi hari ketika udara masih segara belum kena polusi asap knalpot yang pekat dan menyesakkan.

Yogyakarta, 7 Mei 2019 Pukul 23.49            

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun