Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Undangan Hajatan Teman di Luar Kota, Apakah Perlu Hadir?

22 Januari 2019   01:05 Diperbarui: 24 Januari 2019   11:09 337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di era gadget ini untuk menjalin silaturahmi antara saudara, teman sekolah, kuliah semakin mudah, murah, praktis. Media sosial semakin mendekatkan yang jauh, walau diakui dapat menjauhkan yang dekat.

Kondisi ini sudah jamak dirasakan oleh setiap orang karena ketergantungan gadget sudah sangat tinggi, tidak dapat lepas dari genggaman tangan.

Ketika sedang berkumpul dengan keluarga, dan teman-teman seketika suasana menjadi senyap karena masing-masing merunduk pandangan mata tertuju pada layar monitor gadget dengan jari jemari menari-nari diatas layar sentuh. Sesekali tersenyum dan tertawa sendiri, sungguh aneh bukan?

Waktu rapat pun konsentrasi terpecah karena gadget, seakan mendengar penjelasan pimpianan rapat, tetapi "tergagap" saat diminta pendapatnya.

Ketika media sosial sudah menjadi ajang informasi dan komunikasi, maka untuk mengundang rapat, laporan notulen, laporan keuangan singkat, diskusi, koordinasi dapat disampaikan melalui media sosial khususnya Whatsapp (WA). Bahkan undangan pernikahan pun sudah jamak dilakukan melalui WA, tentunya dengan segala plus minusnya.

Plusnya lebih praktis, hemat tidak perlu mencetak sebanyak anggota WA, tanpa kurir dan ongkos kirim. Minusnya ada kesan undangan di WA itu seperti pemberitahuan dan mohon doa restu, sehingga tidak ada kewajiban untuk datang. Artinya "dianggap", tidak serius untuk mengundang atau kalaupun akan datang tidak bisa diprediksi jumlahnya.

Undangan pernikahan melalui WA dengan japri nama-nama yang dikehendaki, sebagai jalan tengah agar teman-teman sekolah/kuliah hadir menyaksikan acara pernikahan anaknya. Hubungan emosional (teman akrab, sahabat), menjadi pertimbangan utama untuk menjapri orang-orang tertentu.   

Bagi pihak pengundang suatu kehormatan bila mereka yang sudah dijapri melalui WA itu bisa hadir dalam acara pernikahan/ngunduh mantu anaknya. Apalagi jauh-jauh dari luar kota sudah menyempatkan untuk menghadiri, itu sesuatu banget. Bukan nilai rupiahnya yang diharapkan, tetapi dapat memenuhi undangan walau melalui WA itu membuktikan perhatian dan pengorbanan tenaga, waktu, biaya sebagai bentuk komitmen jalinan pertemanan.

Sebaliknya bagi yang diundang, semua pengorbanan itu karena landasan untuk menjalin silaturahmi. Walau ada rejeki, waktu dan kesempatan, belum tentu mempunyai niat untuk meringankan langkah menghadiri acara hajadan teman di luar kota. Diakui perlu pemahaman yang kuat dan keikhlasan untuk berbuat, sehingga terwujud rasa pertemanan semakin akrab dan dekat.

Selain itu juga ada pengorbanan dari keluarga (suami, anak, cucu, orangtua) untuk memberi ijin dan mensponsori perjalanan keluar kota demi menghadiri undangan hajadan yang bukan saudara sedarah, tetapi sudara seperguruan.

Jujur untuk meringankan langkah dan membulatkan niat menghadiri acara hajadan teman di luar kota ini perlu pemahaman, latihan, penjiwaan, makna silaturahmi. Disinilah manfaat silaturahmi itu benar-benar dapat dirasakan yaitu menambah rejeki, memperpanjang usia, dan menambah amal kebaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun