Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perpustakaan Nasional Memenuhi Selera Generasi Milenial

13 November 2018   23:15 Diperbarui: 13 November 2018   23:47 864
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Senin tanggal 12 Nopember 2018 saya baru berkesempatan mengunjungi Perpustakaan Nasional di Jalan Medan Merdeka Selatan  No.11 Jakarta Pusat, hampir seharian untuk mengisi waktu kosong. Biasanya kalau berkunjung hanya sekiltas dan langsung ke ruangan yang dituju, sehingga tidak sempat mengamati kegiatan lantai demi lantai. Sejak di resmikan oleh Presiden Jokowi tanggal 17 September 2017 gedung Perpustakaan Nasional di klaim tertinggi di dunia dengan 24 lantai, selalu ramai pemustaka yang akan mencari informasi atau sekedar rekreasi.

Gedung yang dulunya sebagai tempat diklat dan mess/penginapan peserta dari seluruh Indonesia, ruangan kelas, masjid, koleksi dan perkantoran, setelah dirobohkan berubah sebagai gedung yang menjulang tinggi dengan arsitektur melingkar. 

Hanya bagian belakang dan samping kanan kiri gedung lama yang dirobohkan, karena bangunan bagian depan tetap dipertahankan sebagai "heritage". Artinya tidak boleh diganti dengan bentuk bangunan dengan arsitektur baru, selain direnovasi dan tetap mempertahankan bentuk aslinya. Gedung "heritage" ini dilindungi oleh UU No.11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, karena usianya sudah lebih dari 50 tahun dan mempunyai nilai sejarah.  

Perpustakaan Nasional saat ini benar-benar telah berbenah bukan saja gedung dan peralatannya yang serba canggih seperti tuntutan para milenial. Pelayanan pun telah mengalami reformasi birokrasi yang patut diacungi jempol, layaknya pelayanan perkantoran modern dan berbasis teknologi informasi dan komunikasi.

Sejak dari masuk ruangan yang disambut satpam dengan ramah, pemeriksaan tas, disuguhi biorama koleksi kuno seperti lontar di ruangan-ruangan di gedung heritage. Di tengah di ruangan ada informasi tentang suatu daerah, peta foto kegiatan perpustakaan.

Sebelum masuk perpustakaan yang menjulang ke angkasa, melewati selasar dengan kanan kirinya dihiasi tanaman yang hijau, tertata rapi dan bersih. Masuk lantai satu langsung berjejer Personal Computer baru sekitar 75 unit yang tetata apik. Fungsinya untuk mendaftar sebagai anggota dengan mengisi formulir secara online terhubung ke petugas untuk mencetak kartu anggota yang seketika dapat diambil. Hal khusus yang harus diisi adalah Nomor Induk Kependudukan (NIK), bagi yang belum mempunyai KTP mengisi Nomor Induk Kartu Keluarga. Kartu anggota berlaku selama 10 tahun dan gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun. Setiap hari hanya disediakan kuota layanan keanggotaan untuk 500 orang.

Jam operasional layanan perpustakaan Nasional di jalan Medan Merdeka Selatan Senin -- Kamis pukul 08.30 -- 18.00 WIB, Jum'at 09.00 -- 18.00, Sabtu -- Minggu 09.00 -- 16.00 kuota antrian layanan anggota 400 orang, dan hari besar libur. Penambahan jam layanan pada hari kerja ini dapat memberi kesempatan untuk para pemustaka yang belum sempat di pagi/siang hari. 

Suasana yang dulunya sepi pengunjung, saat ini sangat ramai setiap hari, bukan hanya anak-anak sekolah, tetapi mulai dari usia balita sampai lansia. Perpustakaan Nasional ini ramah dengan penyandang disabilitas ada fasilitas kursi roda, toilet khusus  yang ada disetiap lantai. Masjid di didalam gedung juga tersedia, sehingga tetap dapat menjalankan sholat. Colokan, kursi tunggu hampir setiap lantai tersedia, papan petunjuk sejak di lantai bawah sudah sangat jelas. Namun kebiasaan orang Indonesia lebih mantap bertanya langsung kepada satpam yang selalu siap di setiap lantai.

Koleksi cetak dan digital baik berupa buku maupun jurnal elektronik seperti yang dilanggan perguruan tinggi di Indonesia, miaslnya  Westlaw, ProQuest, Lexis, Nexis, My Library, American Library Association, SAGE, Britannica Library, Alexander Street Video, Ebsco Host, Springer Nature, Science Direct, Alexander Street Press, Alexander Video, dan lain-lain. Berapa milyar bisa dihemat andaikan untuk langganan jurnal-jurnal ini dapat dilakukan satu pintu lewat Perpustakaan Nasional.  Tiap perguruan tinggi negeri mengalokasikan dana dalam hitungan milyar untuk langganan jurnal-jurnal ini. Semuanya itu dilakukan agar mencapai perguruan tinggi bertaraf internasional, karena dengan langganan jurnal internasional dapat menjadi sumber rujukan untuk melakukan penenelitian yang berbobot dan menghasilkan penemuan baru/paten untuk didaftarkan di Dirjen Haki.

Kembali ke Perpustakaan Nasional di dekat masjid terpampang tulisan:"Pustakawan bergerak bekerjalah dengan profesional, jujur dan ikhlas untuk menghasilkan kinerja yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia". Ada juga gerakan ayo kerja dengan semboyan "Kami Pasti", sebagai singkatan dari Profesional, Akuntabilitas, Sinergi, Transparan, dan Integritas. Semua ini menjadi pedoman bagi para pustakawan dan semua staf perpustakaan untuk memberikan pelayanan terbaiknya kepada setiap pemustaka. Ini adalah reformasi birokrasi yang luar biasa di jajaran Perpustakaan Nasional, sehingga menyesuaikan dengan generasi milenial yang sudah melek TI sejak dini. Pelayanan peminjaman berbasis digital telah disediakan, sehingga pemustaka tidak perlu datang ke Perpustakaan Nasional, semua bisa dilakukan lewat gadget. Artinya tidak ada alasan untuk tidak ada waktu berkunjung ke perpustakaan, karena sudah dapat dilakukan dari rumah, atau dimanapun dan kapanpun memerlukan buku yang akan dipinjam dan dibaca.

Perpustakaan Nasional dalam memenuhi kebutuhan pemustaka, telah melanggan berbagai bahan perpustakaan digital online (e-Resources) seperti jurnal, ebook, dan karya-karya referensi online lainnya. Dengan e-Resources dapat melakukan pencarian informasi ke seluruh terbitan elektronik yang dilanggan melalui fasilitas penelusuran Ebsco Discovery Service. Juga dapat memilih terbitan elektronik yang dilanggan berdasarkan nama penerbit. Sangat mudah bukan ?. Caranya setelah membuka http://pnri.go.id pilih klik e-Resources, dan ketik nomor anggota, password, dan klik login untuk masuk ke portal layanan e-Resources. Kalau belum menjadi anggota dapat melakukan pendaftaran secara online melalui http://keanggotaan.perpusnas.go.id, atau datang langsung di gedung layanan di Perpustakaan Nasional Jalan Salemba Raya No.28 Jakarta Pusat atau di Jalan Merdeka Selatan 11 Jakarta Pusat. Petunjuk penggunaan e-Resources sudah lengkap tinggal klik, dan bila kurang jelas atau perlu ada saran/keluhan berkaitan dengan koleksi e-Resources dapat melalui email layanan ereources@perpusnas.go.id dengan menyebutkan nama dan nomor anggota. Sangat mudah bukan ?. Tunggu apa lagi untuk mencari ilmu di perpustakaan semua ilmu itu ada.

 Yogyakarta, 13 Nopember 2018 Pukul 23.08

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun