Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terobosan agar Generasi Milenial Bangga ke Museum

12 Oktober 2018   14:10 Diperbarui: 16 Oktober 2018   13:05 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.shutterstock.com

Hari ini tanggal 12 Oktober diperingati sebagai Hari Museum Nasional, yang puncak acaranya diselenggarakan di Museum Balanga Kalimantan Tengah di Palangkaraya. 

Awal mula dijadikan sebagai Hari Museum Nasional, ketika diselenggarakan Musyawarah Museum se-Indonesia pertama  pada tanggal 12 hingga 14 Oktober 1962 di Yogyakarta. 

Pertemuan tersebut menghasilkan sepuluh resolusi yang dinilai memiliki nilai penting untuk dijadikan dasar dalam memajukan museum di Indonesia. Begitu pentingnya museum bagi bangsa Indonesia, tidak salah kalau ada #Museum adalah wajah peradaban kita. Tinggi rendahnya peradaban bangsa dilihat dari kondisi museum

Dalam resolusi permuseuman tersebut diantaranya perhatian pemerintah kepada museum-museum yang telah ada, penambahan jumlah museum, pembinaan dan pendidikan tenaga museum, museologi masuk kurikulum universitas. Selain itu museum aktif untuk kepentingan sosial, pendidikanm ilmu pengetahuan, dan agama, museum sebagai alat persahabatan bangsa-bangsa dan perkembangan kebudayaan dunia. 

Dari resolusi tersebut, ternyata ada perhatian pemerintah, buktinya sampai saat ini di Indonesia sudah ada 435 museum, dikelola oleh pemerintah, perorangan maupun masyarakat.

Kondisi dan permasalahan tentang museum sebenarnya hampir mirip dengan perpustakaan dan arsip. Dibutuhkan, sangat penting, bahkan selalu dikatakan kalau perpustakaan perguruan tinggi  "jantung perguruan tinggi", berarti sangat penting, kalau jantung berhenti berarti mati. Selalu dikatakan penting keberadaannya "mencerdaskan kehidupan bangsa". 

Namun tengoklah kondisi perpustakaan perguruan tinggi di Indonesia. Diakui perpustakaan perguruan tinggi ternama dan swasta terkenal saja yang sudah bagus, lainnya? Masih ada yang memprihatinkan, padahal sudah ada UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, lengkap dengan Peraturan Pemerintah No.24 Tahun 2014, petunjuk pelaksanaan (juklak), petunjuk teknis (juknis).

Peraturan Pemerintah No.66  Tahun 2015 tentang Museum, yang dimaksud museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. 

Tujuan utama museum untuk pendidikan, pengkajian, dan kesenangan. Kendala yang dialami museum pada umumnya sepi pengunjung, kalaupun ada karena anak-anak sekolah (kunjungan kolektif) yang diwajibkan oleh guru sejarah dengan membuat tugas laporan. Untuk kunjungan mandiri (khususnya generasi milenial) pihak pengelola museum perlu melakukan berbagai terobosan, diantaranya:

  1. Membuat program-program yang menarik, sesuai dengan selera anak muda setelah mendapat masukan melalui kuesioner online atau langsung, yang dibagikan kepada pemgunjung milenial. Kuesioner dibuat untuk mengetahui  apa yang menarik agar berkunjung ke museum.
  2. Pemandu selama ini sangat monoton, kering improvisasi, sekedar menjalankan kewajiban dengan memberi penjelasan  mengelilingi  ruangan. Perlu merekrut anak-anak milenial dengan pendidikan public relation (PR).
  3. Agar lebih efektif dan efisien, sebaiknya pemandu hanya menjelaskan pengunjung maksimum 10 orang, artinya harus banyak merekrut pemandu museum yang dibiayai oleh pemerintah, jadi tidak dibebankan kepada pengunjung museum.
  4. Kerja sama dengan shakeholder untuk membuat acara yang  menarik dan menantang, seperti yang dilakukan oleh Komunitas Jelajah Malam Museum Vredeburg Yogyakarta yang diketuai mas Erwin, telah berhasil  mengajak generasi milenial untuk berkunjung ke museum, minimum setiap bulan 100 orang. Acara dilaksanakan antara jam 16.00 -- 21.00 dengan berbagai games yang menarik dan mengesankan.
  5. Generasi milenial perlu diajak untuk berkunjung ke museum bukan hanya lewat dunia maya, tetapi dunia nyata dengan datang secara fisik untuk melihat dengan mata kepala sendiri, agar dapat merasakan perjuangan, sejarah masa lalu dan nilai-nilai filosofi kegotongan royongan, pengorbanan, kemanusiaan, sosial, jejaring, saat mengusir penjajah dan merebut kemerdekaan.
  6. Membuat generasi milenial merasa bangga menjadi warga negara Indonesia melalui visualaisasi yang dikoleksi museum, sebagai gudang ilmu dan pendidikan yang mengajarkan dan memberi contoh keteladanan dari para pejuang yang gugur mengorbankan harta, pikiran, tenaga, dan nyawanya. Para pahlawan pejuang bangsa itu telah gugur  dan tidak pernah merasakan kemerdekaan. Sebagai generasi penerus wajib mengisi kemerdekaan dengan prestasi yang dapat membanggakan tanah airnya.
  7. Museum dijadikan ruang publik yang dapat mempertemukan komunitas generasi milenial untuk saling berbagi pengetahuan, mengenalkan adat istiadat, budaya, kesenian, bahasa, suku bangsa, destinasi wisata, sehingga bangga dengan Indonesia yang indah, alami. Rasa bangga menjadi bagian dari negara beraneka ragam tetapi tetap bersatu dalam negara kesatuan  dengan Bhineka Tunggal Ika.
  8. Mengenalkan museum sejak dini, bagi keluarga muda ada tempat rekreasi yang menarik, menyenangkan untuk anak-anak rekreasi bersama, selain ke mall, kebun binantang, ke museum, yang terdekat di kota anda.
  9. Dalam setiap mengunjungi kota-kota diseluruh Indonesia, sempatkan waktu berkunjung ke museum yang ada di kota tersebut untuk menambah wawasan dan pengetahuan.

Demikian, agar generasi milenial merasa bangga dengan museum, para pengelola perlu menyesuaikan dengan kemauan yang diminati generasi milenial. Selamat Hari Museum Nasional.

Yogyakarta, 12 Oktober 2018 Pukul 13.50

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun