Hampir tengah malam setelah menghadiri pengajian keluarga di daerah Sleman, sebelum tidur biasa meluangkan waktu untuk membuka laptop dan berkunjung ke blog Kompasiana.com. Tanpa terduga pandangan mata tertuju ke tulisan dari Kompasiana Official, sebagai akun resmi untuk informasi, pengumuman, dan segala hal terkait Kompasiana. Ternyata ada judul tulisan:"Kompasianer yang Berhak Mendapatkan K-Rewards Edisi Juli 2018", ditayangkan tanggal 2 Agustus 2018 pukul 18.43.
Penasaran untuk mengetahui siapa saja Kompasianer yang berhak mendapatkan K-Reward untuk bulan Juli 2018, ternyata dari 46 Kompasianer pada urutan nomor 32 tertulis nama penulis dengan rewads sebesar Rp 72.320,-.Â
Alhamdulillah mendapat rejeki yang tidak terduga-duga setelah menghadiri silaturahmi di tempat saudara. Percaya tidak percaya inilah K-Reward pertama yang saya terima selama menjadi Kompasianer sejak aktif pada bulan Februari 2018. Walaupun di profil tertulis bergabung 30 Maret 2010, tetapi ada masa tidak aktif menulis selama 7 tahun karena terjebak dalam rutinitas pekerjaan.
Kompasiana menepati janji sesuai dengan yang diumumkan bahwa program K-Rewards ini diadakan setiap bulan sepanjang tahun 2018. Artinya masih banyak kesempatan untuk mendapatkan K-Rewards pada bulan-bulan Agustus - Desember 2018. Jangan melihat nilai rupiahnya, tetapi ikhtikad baik dari Kompasiana yang mengapresiasi kerja keras dan kerja cerdas para Kompasianer.Â
Kalau melihat nilai rupiah nanti kecewa dan tidak ada energi untuk menulis. Apalagi membandingkan dengan honor menulis artikel di kolom opini harian Kompas edisi cetak.
Namun persaingan semakin ketat, untuk dapat terpilih menjadi penulis opini harian Kompas edisi cetak. Bisa jadi putus asa untuk menjadi penulis, karena peluangnya sangat kecil. Satu bulan sekali artikelnya masuk harian Kompas cetak sudah sangat luar biasa, apalagi terpilih untuk opini yang paling atas. Honornya tentu jauh berbeda dengan yang dibawah, walau halaman tetap sama 6 dan 7. Nama beken, gelar berderet, akademisi perguruan tinggi terkenal, belum menjamin tulisannya dapat terpilih oleh redaksi Kompas edisi cetak.
Penulis pernah mendapat undangan mengikuti pelatihan dari Redaksi Kompas di Yogyakarta dengan narasumber  A.Tony Prasentiantono (analsisis ekonomi Kompas), mengatakan bahwa:"menulis di Kompas cetak memerlukan energi yang lebih tinggi, dengan rasa bahasa dan analisis tingkat tinggi, serta aktual". Â
Tidak heran bila mengirimkan artikel untuk kolom opini Kompas harus siap kecewa kalau dikembalikan oleh Redaksi dengan alasan "tidak ada tempat untuk memuat". Penolakan yang sangat "klise", halus, diplomatis, dan tidak menyakitkan. Artinya harus memperbaiki terus "gaya dan materi penulisan" sesuai dengan pembaca Kompas.
Untuk mengurangi rasa kecewa para pengirim artikel di Kompas edisi cetak, maka media yang paling tepat adalah Kompasiana.com, yang tidak pernah menolak tulisan siapapun dan topik bagaimanapun. Kecuali tulisannya itu hasil plagiat  melebihi prosentase yang sudah ditentukan oleh Editor, pasti langsung di drop.Â
Oleh karenanya menulis di Kompasiana dapat menjadi ajang latihan sebelum menulis di media cetak seperti Kompas. Walau tidak mendapat honor, sering ada program berhadiah seperti K-Rewards, "blog competition", yang bervariasi. Â
Untuk penghargaan setiap bulan ini Editor telah mengubah mekanisme penghitungan dan ketentuanya  hanya artikel baru yang ditayangkan selama periode tersebut yang berhak mendapatkan K-Rewards. Artinya kalau periode penilaian bulan Juli 2018, yang berhak mendapatkan penilaian hanya artikel yang dihasilkan selama bulan Juli 2018, bukan bulan sebelumnya.Â