Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Menikmati "Sunset" sebagai Lokasi Favorit untuk "Ngabuburit"

24 Mei 2018   09:01 Diperbarui: 24 Mei 2018   10:22 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: blog.reservasi.com

Istilah "ngabuburit" ini berasal dari bahasa Sunda, dari kata dasar "burit" artinya "sore". Dalam bahasa Sunda awalan "nge", dan suku kata "bu" berarti melakukannya berulang kali. Jadi "ngabuburit" berarti menunggu sore, yang sudah dikenal dan menjadi kebiasaan masyarakat di Jawa Barat, setiap habis 'Ashar para ibu-ibu keluar rumah untuk bertandang ke tetangga sambil menganyam, ngobrol, dan mengasuh anak.

Saat ini istilah ngabuburit bukan hanya milik masyarakat Sunda di Jawa Barat, namun sudah menjadi kebiasaan yang oleh orang Indonesia, khususnya anak-anak muda, yang disebut "kongkow", "hang out", "nongkrong". Kondisi ini sudah menjadi gaya hidup anak muda di era milenial dan orang dewasa, yang bukan sekedar menghabiskan waktu, namun dimanfaatkan untuk bersosialisasi, diskusi, rapat, mengerjakan tugas kuliah dan kantor.

Oleh karenanya muncul "cafe-cafe", bukan sekedar untuk minum kopi, namun disediakan aneka menu makanan dan minuman selera anak muda. Selain itu dilengkapai dengan fasilitas wifi gratis, colokan, kursi dan meja ergonomis, lampu-lampu yang menambah suasana semakin "eksotis dan romantis". Disinilah menjadi tempat favorit bagi anak-anak muda dan orang dewasa jaman "now", untuk "ngabuburit". Walau diakui harga makanan dan minuman diatas rata-rata, dibandingkan di angkringan dan warung tenda.

Bulan Ramadan, istilah "ngabuburit", diartikan sebagai jalan sore sambil menunggu waktu berbuka puasa. "Nagbuburit", tidak harus di cafe, restoran, rumah makan, dengan menu makanan dan minuman yang harus merogoh kantong terlalu dalam, mengingat intinya sebagai jalan/keluar sore hari sejak lepas 'Ashar sampai waktu Magrib. Di Yogyakarta ada tempat-tempat yang menjadi favorit untuk dikunjungi sebagai tempat "ngabuburit".

Di pantai Parangkusuma, dekat Parangtritis, Kecamatan Kretek Bantul Yogyakarta, dengan "gumuk" pasir yang sangat langka di dunia. Di gumuk pasir ini dapat untuk bermain "sandboarding" (meluncur di atas pasir), dari atas bukit pasir, menguji andrenalin. Permainan murah meriah, pengunjung hanya ditarik parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat, atau sepeda yang sudah disediakan. Selain sambil melihat matahari terbenam (sunset), di tengah deru ombak pantai selatan.

Agak ke barat pantai Parangkusumo ada hamparan pasir seperti gurun pasir, yang sering dijadikan tempat untuk manasik calon haji, sholat Idul Fitri dan Idul Adha. Suasana persis seperti di Timur Tengah dengan hamparan pasir yang bergelombang. Lokasi ini ada diantara pantai Parangtritis dan pantai Depok, bila dilanjutkan ada pantai Kwaru, pantai Baru. Kalau ke timur ada pantai di daerah Gunung Kidul, Baron, Kukup, Krakal, Andong, Indrayanti,

Bila berkunjung di sepanjang pantai selatan (Samudera Hindia), harus esktra hati-hati, dan mengindahkan peringatan "larangan mandi" di pantai, mengingat banyak "palung laut"/jurang laut yang sangat berbahaya. 

piknikasik.com
piknikasik.com
Penulis pernah menyaksikan pengunjung pantai 3 (tiga) orang perempuan yang asyik berjalan-jalan, ternyata didepannya palung yang tidak kelihatan, dan masuk palung. Oleh tim SAR tertolong 2 (dua) orang kondisi pingsan dan satu orang diketemukan esok harinya di daerah pantai Baron kondisi meninggal dunia. Oleh karena itu perhatikan rambu-rambu larangan, dan peringatan tim SAR yang selalu siap di lokasi.

Bosan menikmati sunset di pantai, dapat di daerah perbukitan gunungseribu daerah Gunung Kidul. Namanya bukit bintang, sebagai tempat favorit untuk "ngabuburit", terletak di Patuk Gunung Kidul. 

Dari atas bukit dapat melihat "sunset", dan kalau malam melihat Kota Yogyakarta yang sangat indah menawan seperti di awang-awang dengan pemandangan lampu-lampu yang kerlap-kerlip. Melihatnya dari warung makan yang berjejer di sepanjang jalan menuju arah Wonosari. Hati-hati untuk parkir mobil dan motor karena diatas perbukitan, walau ada tempat parkir untuk mobil dan motor. Tersedia menu khas Gunung Kidul nasi merah, oseng-oseng daun pepaya, dan sayur tempe lombok ijo dengan aneka lauk baceman, dan ikan laut. Harga terjangkau dan standar, untuk orang-orang Jakarta dan luar kota sangat murah meriah.

Menikmati sunset sebagai lokasi "ngabuburit" ada lagi di daerah Candi Boko, sebagai situs peninggalan sejarah Kerajaan Boko abad ke-8. Situs Ratu Boko atau Candi Boko, sebagai situs purbakala dulunya sebagai kompleks seluas 25 hektar, pada ketinggian 196 diatas permukaan laut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun