Mohon tunggu...
Sri Rumani
Sri Rumani Mohon Tunggu... Pustakawan - Pustakawan

Rakyat kecil, bukan siapa-siapa dan tidak memiliki apa-apa kecuali Alloh SWT yang sedang berjalan dalam "kesenyapan" untuk mendapatkan pengakuan "profesinya". Sayang ketika mendekati tujuan dihadang dan diusir secara terorganisir, terstruktur, dan konstitusional... Email:srirumani@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Data Media Sosial "Facebook" Bocor, Harus Bagaimana?

27 Maret 2018   12:01 Diperbarui: 27 Maret 2018   12:12 1662
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (Sumber: qz.com)

Teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang sangat cepat diakui telah merubah "tatanan sosial" dalam kehidupan bermasyarakat. Dunia menjadi tanpa batas (borderless), tanpa sekat, dan merubah perilaku serta peradaban manusia. Interaksi secara global dapat dilakukan dengan cepat, mudah dan murah, tanpa dibatasi oleh tempat, ruang dan waktu. Perubahan berlangsung secara cepat menuju ke arah “kesejagatan”(mendunia), tanpa bisa dibendung dan dibentengin secara fisik dengan bangunan beton sekokoh dan sekuat apapun. 

Namun diperlukan "kecerdasan" agar teknologi informasi dan komunikasi ini dapat memberi manfaat lebih banyak daripada yang merugikan. Kehadiran internet, diakui dapat mempermudah dan menfasilitasi semua yang menjadi kebutuhan hidup lebih simpel, praktis, dan mendekatkan yang jauh, namun tanpa disadari menjauhkan yang dekat.

Hubungan pertemanan/persahabatan/persaudaraan yang sudah hilang dan terputus dapat diketemukan dan disambung lagi dengan media sosial/jejaring sosial salah satunya bernama facebook yang paling populer dan menjadi idola di berbagai belahan dunia. Media sosial facebook awalnya diciptakan oleh Mark Zuckerberg (mahasiswa di Universitas Harvard, AS), yang dirancang untuk lingkungan Harvard. 

Namun saat ini sudah berkembang menjadi situs media sosial yang digunakan oleh orang-orang di seluruh dunia, kecuali negara-negara yang telah memblokir facebook (China, Iran, Mesir, Korea Utara). Facebook yang berdiri tahun 2004 sampai tahun 2014 telah memiliki 1,32 milyar pengguna aktif (https://ilmupengetahuanumum.com).

Pengguna aktif media sosial facebook yang paling banyak di dunia ini Amerika Serikat sebesar 151,8 juta, disusul urutan ke-2 adalah India 108,9 juta, Brasil urutan ketiga 70,5 juta, dan Indonesia menduduki urutan keempat 60,3 juta dan tahun 2017 (Juli) mencapai 115 juta pengguna. namun belum lama ini media sosial facebook menjadi sorotan karena terungkapnya penyalahgunaan 50 juta data penggunanya telah bocor. Apapun alasannya data pengguna yang telah bocor ini perlu segera diantisipasi dan diamankan. Masalahnya kalau sudah terlanjur bocor, apa yang dilakukan oleh pemilik akun facebook atau pun pihak fecebook ?. Mengapa data facebook penting ?.

Data itu bila diolah menjadi informasi sangat bermanfaat bagi orang-orang yang mempunyai kepentingan tertentu (bisnis, politik, hukum, pertahanan dan keamanan). Era milennium ketiga seperti saat ini mempunyai ciri khas informasi dapat dijadikan sebagai kebutuhan, kekuatan, dan komoditas. Artinya informasi itu dibutuhkan oleh setiap orang, kapan dan dimanaapun hidup ini perlu informasi. Informasi menjadi kekuatan, karena dengan mempunyai informasi siapapun dapat memenangkan persaingan yang semakin ketat dan berat. Sedang informasi menjadi komoditas, yang bisa di “pejualbelikan” untuk mendapatkan keuntungan dari jasa informasi.

Data yang ada di media sosial seperti facebook dapat diolah menjadi informasi sebagai aset perusahaan yang mempunyai nilai ekonomis untuk diperjualbelikan. Mengingat setiap orang untuk dapat memanfaatkan fasilitas media sosial facebook harus mengisi identitas pribadi minimal berupa nama, alamat, agama, pekerjaan, tempat lahir, nomor identitas (KTP) ada Nomor Induk Kependudukan (NIK), nomor telepon/HP, status, dan lain-lain. Data yang ada dalam facebook dapat menjadi selain komoditas untuk dijual kepada yang membutuhkan, dapat digunakan untuk tindak kejahatan oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan mencari keuntungan demi kepentingan pribadi, keluarga, kelompok. Maraknya skimming di dunia perbankan sehingga bank bertindak cepat untuk melindungi nasabah dengan mengganti kartu ATM dengan pengamanan yang lebih ketat.

Para pengguna facebook tidak perlu menutup akun facebooknya, karena bagaimanapun media sosial ini sudah memberikan manfaat yang banyak. Pihak facebook wajib memberi perlindungan "rasa aman dan nyaman" bagi data pribadi para penggunanya. Penyalahgunaan data oleh orang-orang yang sengaja untuk mencari keuntungan finansial, masuk tindak kejahatan pidana (cyber law/cyber crime).

Belum ada informasi, apakah data facebook yang bocor sebesar 50.000.000 ada orang Indonesia, mengingat sebagai negara terbesar ke-4 pengguna facebook di dunia. Pada prinsipnya untuk memberikan data pribadi setiap masuk akun media sosial apapun harus tetap hati-hati. Apalagi kalau nanti Nomor Induk Kependudukan sudah menjadi "pasword" untuk dapat akses ke akun manapun dan dapat dikaia untuk penelusuran informasi data pribadi setiap orang. Kalau yang memanfaatkan orang-orang yang mempunyai kewenangan masih bisa ditolerir, masalah muncul bila yang membuka itu adalah para "peretas/hacker", yang untuk tujuan dan niat melakukan tindak kejahatan. Apalagi di tahun 2018 di Indonesia dikenal sebagai tahun politik, dimana akan ada pilkada, dan proses pilpres. Bukan mencurigai, namun semata untuk waspada, dan hati-hati mensikapi kebocoran data pengguna media sosial facebook.

Yogyakarta, 27 Maret 2018 pukul 11.57

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun