Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta, petani

Penerima anugerah People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Manfaat Bertani bagi Gen Z di Masa Depan

17 Juni 2025   20:35 Diperbarui: 18 Juni 2025   11:29 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Manfaat Bertani bagi Gen Z di Masa Depan. (Dokumentasi Pribadi/SRD)

Beberapa hari lalu anak saya bercerita tentang bisnis, bertani, investasi. Berbagai pertanyaan pun diajukannya mulai dari benih, bibit, hasil panen, penjualan gabah dan cara menginvestasikannya agar bertumbuh.

Ini bukan obrolan pertama, sebelumnya sering dibahas, tetapi hanya sebatas obrolan santai. Anak-anak pun belum nangkep karena pikirannya belum sampai pada persoalan itu. 

Obrolan kemarin berbeda, selain usia mereka sudah cukup, pengetahuan pun bertambah. Namun, saya tidak menghendaki anak-anak memegang tanggung jawab pertanian sekarang. Jika sudah masanya, tongkat estafet akan ke tangan mereka, saat ini biar kuliah.

Meski demikian, anak-anak tetap dikenalkan pada pekerjaan orangtuanya agar di masa depan lebih siap dan tidak malu. Langkah-langkah kecil sudah dilakukan, misalnya kirim makanan ke sawah, menimbang hasil panen, kirim karung ke pekerja dan lain sebagainya.

Selain itu saya membiarkan anak berinteraksi dengan pekerja. Dia bisa bertanya apa saja terkait sawah. Belajar ilmu pertanian dari siapa saja dan tidak bisa sekali atau setahun, selagi ingin bisa harus terus belajar. 

Keterlibatan Gen Z di dunia pertanian. (Dokumentasi Pribadi/SRD)
Keterlibatan Gen Z di dunia pertanian. (Dokumentasi Pribadi/SRD)

Manfaat Bertani bagi Gen Z 

Seperti kita ketahui sedikit sekali gen Z mau bekerja di sektor pertanian. Mereka menganggap dunia pertanian tidak memiliki masa depan. 

Anggapan mereka keliru, faktanya dunia pertanian menjanjikan karena masyarakat Indonesia bergantung pada nasi. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat tersebut tentunya produksi padi harus tinggi. Sementara dari tahun ke tahun hasil panen terus menurun.

Menurut data BPS tahun 2024 produksi padi 53,14 juta ton GKG. Ini mengalami penurunan 1,55 persen dibandingkan produksi tahun 2023.

Penurunan hasil panen bukan saja karena luas lahan yang menyempit, tetapi regenerasi petani pun memengaruhi. Meski sudah zaman digital, sektor pertanian di Indonesia belum padat teknologi, tetapi masih padat karya. Gen Z sebagai pewaris harus campur tangan dalam hal ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun