Hari Arafah, 9 Zulhijah 2025 mengingatkan saya akan rangkaian ibadah haji tahun 2023. Â Ada keharuan, kegembiraan mendapat panggilan dari Allah Swt. setelah menunggu selama 11 tahun dan gagal haji Furoda 2017.
Banyak pengalaman yang saya alami selama di Madinah dan Mekah. Satu pengalaman yang tak pernah saya lupakan yakni rangakaian ibadah haji di Armuzna (Arofah, Muzdalifah dan Mina).
Detik-detik menuju Padang Arafah sangat menegangkan. Untuk mengatasinya saya banyak istigfar dan zikir. Berbagai persiapan pun dilakukan untuk memenuhi undangan-Nya. Bukan soal pakaian yang bagus, tetapi hati yang suci dan ikhlas.
Tanggal 8 Zulhijah, setelah melaksanakan salat jama taqdim qashar Zuhur dan Asar, berpakaian ihram, niat berhaji, salat sunah, para jemaah menunggu bus untuk menuju Padang Arafah.
Beberapa jemaah dari kloter 15 ada yang  melaksanakan tarwiyah. Mereka menuju Mina setalah salat Subuh, 8 Zulhijah. Di sana melaksanakan salat Zuhur, Asar, Magrib, Isya, Subuh, salat sunah dua rakaat dan memperbanyak ibadah.
Setelah terbit fajar, 9 Zulhijah jemaah haji tarwiyah menuju Arafah untuk melaksanakan wukuf. Ibadah Tarwiyah tidak difasilitasi pemerintah sehingga harus mempersiapkan transportasi ke Mina dengan sewa taksi atau jalan kaki jika dekat.
Wukuf di Arafah
Jemaah yang tidak melaksanakan Tarwiyah tanggal 8 Dzulhijah menuju Padang Arafah dengan bus. Maktab 31 yang terdiri dari sekitar 7 kelompok terbang (kloter) tersedia 9 bus besar. Bus ini membawa jemaah secara bergantian. Â Â
Oleh karena keterbatasan bus dan kemacetan, pukul 15.30 Waktu Arab Saudi, kloter 15 baru mendapat giliran berangkat ke Padang Arafah.
Saat ini ada pengalaman yang membuat saya kaget. Ketika akan masuk bus, tiba-tiba pintu ditutup oleh sopir, sementara suami sudah masuk.
Sopir keras kepala tidak mau menambah satu jemaah meski Pak Kyai pimpinan KBIHU memintanya untuk membuka pintu bus.