Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Artikel Utama

3 Alasan Petani Tergantung pada Tengkulak

5 Juli 2022   07:24 Diperbarui: 7 Juli 2022   00:51 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi petani. Sumber: Kompas.com/Slamet Priyatin

Padi siap panen. Ada 3 alasan kenapa petani tergantung pada tengkulak. Foto dokumentasi pribadi
Padi siap panen. Ada 3 alasan kenapa petani tergantung pada tengkulak. Foto dokumentasi pribadi

Kisah kedua 

Seorang petani, sebut saja Surti dipepet terus oleh seorang calo untuk menjual hasil panennya. Setelah ada kesepakatan harga, mesin kombi turun ke sawah untuk merontokkan padi yang sudah menguning. Ketika hampir selesai, calo itu menurunkan harga gabah basah hingga Rp10 ribu per kuintalnya.

"Ini dari sananya turun, Mbak, coba baca pesan dari bosku." Calo ini menunjukkan percakapan dengan bosnya.

Surti tidak bisa berkutik, harga terbaru disepakatinya. Tumpukkan gabah disusun di pinggir jalan siap angkut sang calo dan tengkulak. Hingga malam, pukul 21.00 gabah belum diangkut juga oleh tengkulak. 

Surti mulai gelisah, jika membatalkan jual gabah, dia kesulitan untuk membawa puluhan karung berisi gabah ke rumahnya. Jika dilanjutkan, dia harus menunggu hingga tengkulak itu datang mengangkut.

Pukul 22.00 tengkulak datang dengan truknya, tetapi truk tidak memuat semua hasil panen Surti. Tengkulak memanggil truk satunya untuk mengangkut sisa gabah. Truk kedua ternyata milik tengkulak lain. Dia menurunkan harga gabah hingga Rp25 ribu per kuintalnya.

Percekcokan terjadi, Surti tidak terima karena contoh gabah sudah dilihat oleh calo dan tengkulak pertama, harga pun disetujui.

Tengkulak kedua memberi ultimatum, "Wes pokoknya harga segitu, kalau mau iki sisa gabah aku bawa, jika tidak, ya wes aku mulih."

Peristiwa ketiga 

Petani panggil saja Parjo meminjam uang kepada tengkulak untuk modal garap sawah dengan perjanjian panen akan mengembalikan uang itu dengan gabah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun