Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Perayaan Tahun Baru dengan Kembang Api, Ternyata Ada Sejarahnya Lho!

2 Januari 2022   14:56 Diperbarui: 2 Januari 2022   16:21 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pesta kembang api. Foto by kompas.com

Hallo Sahabat semua,

Bagaimana malam tahun baru kemarin? Pasti seru ya. Ada yang merayakan dengan bakar-bakaran, jalan-jalan ke mal, nginap di hotel bareng keluarga, kumpul bareng teman. Waah asyek. 

Kalau saya, malam tahun baru kelabu. Maunya sih makan-makan di taman dapur, tetapi mendadak gigi sakit. Bukan tidak gosok gigi. Satu bulan lalu gigi bagian depan patah, lalu, dokter menambalnya. Nah ... Gigi tambalan itu terasa linu, gak bisa gigit makanan. 

Daripada awal tahun 2022 menderita, saya periksakan, tentunya ke dokter gigi. Walhasil hasil tambalan digrinda. Ngeri ya? 

Baca juga Empat Hal yang Wajib Dihindari Anak di Malam Tahun Baru

Jadilah malam tahun baru mengurut dada, tetapi sepertinya dialami sebagian orang juga. Mereka yang sudah fanatik, malam tahun baru dengan kembang api, pastinya sedih. Ibarat sayur tanpa garam. Seperti Romeo dan Juliet dipisahkan emaknya. 

Mereka diam-diam ketemuan. Buktinya menjelang tidur, saya mendengar bunyi dar der dor di udara. Walaupun sudah dilarang pemerintah untuk tidak main kembang api, pedagang, konsumen masih bandel.

Ada lagi, yang biasa merayakan pergantian tahun dengan melek alias melototi kalender sambil ngopi di kafe. Disuruh tidur sore-sore jawabnya, "Seperti bayi saja, tidur sore".

Akhirnya kafe beroperasi hingga tengah malam. Padahal tahu ketetapan pemerintah, bahwa restoran, kafe, warung nasi pukul 22.00 harus tutup. Bahkan jika bukanya sejak pagi, pukul 21.00 harus sudah usung-usung, gerai sudah tutup.

Kalau masih tampak ada lampu, apalagi ada kendaraan berjejer, siap-siap kena razia. Seperti salah satu kafe di Jalan Cokroaminoto, Madiun. Wali Kota Madiun, Maidi memberi sangsi, sepuluh hari ke depan wajib tutup. Metasatu.com (1/01)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun