Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Suap demi Kemudahan? Begini Kisah Saya

10 Desember 2021   17:20 Diperbarui: 10 Desember 2021   17:26 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi suap, foto shutterstock via suara.com

 

Saya dan suami sering mendapat kemudahan ketika mengurus administrasi baik di Madiun atau Jakarta. Hal ini mengundang pertanyaan sebagian teman saya, “Apa ada orang dalam dan menyuap?”

Kemudahan sebenarnya sawang sinawang, mereka tidak tahu proses yang kami jalani. Sama seperti ketika saya melihat keberhasilan orang lain "Ko mudah".

Suap pejabat pemerintah atau swasta demi keuntungan pribadi itu sama saja melakukan tindak pidana, karena diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 1980.

Namun, di Indonesia yang terbiasa bertutur halus, menyuap diganti dengan ucapan terima kasih. Hal ini seperti sudah budaya. Ucapan terima kasih sering dianggap penyuapan yang disamarkan.

Penyuapan yang disamarkan bahasa populer dari gratifikasi yang sifatnya tidak transaksional. Ini dilakukan setelah atau sebelum kerja sama, biasanya berupa pemberian hadiah. Hadiah bisa berupa barang, uang, tiket pesawat, liburan gratis dan sebagainya.

Sedangkan penyuapan (Suap) bersifat transaksional dan langsung. Imbalan diberikan secara bersamaan dengan proses kerja sama yang sedang berlangsung, biasanya berupa uang.

Hadiah untuk pejabat, foto fan-japan.jpg. foto via anaksholeh.com
Hadiah untuk pejabat, foto fan-japan.jpg. foto via anaksholeh.com

Kisah kemudahan yang saya dapatkan, apakah ada hubungannya dengan suap?

Banyak kemudahan yang saya dapatkan ketika mengurus segala hal. Ketika orang lain harus antri lama, dipersulit karena persyaratan tidak lengkap, bolak balik ke kantor pemerintahan. Sedangkan saya ko apa-apa cepat, “Ko wes selesai, perasaan baru datang, aku antri sejak pagi belum dipanggil juga,” ujar teman yang sama-sama vaksin di puskesmas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun