Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kesehatan Mental Anak Terganggu? Kenali Tanda-tanda dan Cara Mengatasinya!

27 Oktober 2021   13:35 Diperbarui: 27 Oktober 2021   13:55 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak mengalami gangguan. Foto freepik/photoroyalty via pop Mama

Pertama kali tinggal di desa, saya sering terkejut dengan sapaan seseorang. Dia selalu menegur saya dengan satu kata sembari tersenyum aneh, "Weleh-weleh."

Suami bilang, "Jawab saja, dia mengalami depresi sejak kecil."

Saya jawab, seperti saya menyapa orang lain pada umumnya, walaupun tidak mendapat jawaban tepat, "Arep neng endi, koe?"

Hingga anak-anak saya lahir dan besar, sapaan menjadi bertambah, "Weleh, weleh, anake endi?"

Anak-anak saya pun, sering teriak memanggil namanya dengan tambahan "weleh, weleh". Bukan ledekan, karena tidak semua orang disapanya.

Akhir-akhir ini, seorang gadis sering masuk ke pekarangan rumah dengan membawa kresek besar. Dia memetik buah lengkeng dengan tenangnya. Tidak masalah, jika berbuah, pada akhirnya saya pun akan membagikan hasil panen kepada tetangga.

Namun, sayang, tak pernah niat itu terlaksana, karena sudah habis duluan dipanen sang gadis desa itu dan kelelawar.  Yang menjadi perhatian saya, gadis itu mengalami depresi. Menurut suami, dia depresi setelah usia remaja.

Baca juga Anak Mengalami Social Anxiety Disorder, Berikut Cara Mengatasinya!

Beberapa bulan lalu, warga dikejutkan oleh amukan seorang remaja. Menurut desas-desus, dia mengalami depresi setelah lulus kuliah. Penyebabnya pun saya tidak tahu.

Saya pendatang di desa ini, jadi tidak tahu persis bagaimana kehidupan mereka pada masa kecil. Menurut suami, masa kecil mereka biasa saja, tidak ada kejanggalan, tidak ada gejala.

Berbicara kesehatan mental pada anak-anak dan remaja, di Indonesia masih tergolong banyak. Mengacu pada sebuah Riset Kesehatan Dasar 2018 yang ditulis di laman kemenkes, lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional. Lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih 15 tahun mengalami depresi.

Kita juga mungkin menyadari, dua tahun terakhir ini, pandemi telah membawa perubahan. Banyak orang mengalami penurunan kesehatan, baik fisik maupun mental. Penurunan kesehatan bisa terjadi pada siapa saja, usia berapa saja.

Apa itu kesehatan mental?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun