Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pamit Centang Hijau

2 September 2021   11:12 Diperbarui: 2 September 2021   15:50 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kata pamit bagi saya menyedihkan, karena mengandung makna pergi selamanya dan tak pernah kembali. Itu sebabnya saya menolak menulis pamit ketika Bang Ozy bertanya, "Tidak nulis pamit, Bu." Namun, hari ini saya ingin menulis pamit, tetapi bukan hendak meninggalkan Kompasiana. 

Bagi saya Kompasiana seperti rumah sendiri. Banyak hal yang harus saya lakukan untuk menghias rumah supaya indah. Jika saya belum mampu, saya bisa merawat kamar sendiri supaya nyaman. 

Selain itu saya juga harus menjaga ukhuwah sesama warga. "Dalam dekapan ukhuwah kita mengambil cinta dari langit. Lalu menebarkannya di bumi ...," kata ustadz Salim A Filah dalam bukunya.

Masa itu 

Menebar cinta di bumi Kompasiana, bersilaturahmi lewat tulisan, saya memulainya sejak April 2020. Sebagai warga baru tentu masih malu-malu dan malu-maluin. Sering ngumpet di balik tirai, memperhatikan aktivitas warga lain. Mau kenalan, isin. Mau negur, malu. Mau ikut gabung menulis, tidak pede.

Walaupun begitu, sebulan sekali saya coba gabung di kegiatan bersama itu, "Menulis". Setelah menjadi penulis bulanan, saya coba menulis mingguan. Setiap hari Senin mencoba posting tulisan. Sebelum klik tayang, muka saya pucat, mata saya pejamkan, membaca basmallah tujuh kali, shalawat Nabi, baru klik tayang.

Desember 2020, saya membaca artikel Pak Tjipta, judulnya " Cara Mudah Menulis One Day One Article".  Sejak saat itu, saya mulai menulis satu hari, satu artikel. Terasa berat, sirah cekot-cekot, tetapi, itu tantangan. Saya tidak mau menyerah untuk menghasilkan satu artikel dalam satu hari. Bukan demi uang, karena saya juga tidak paham kalau menulis itu bisa menghasilkan pendapatan. Saya menulis karena tertarik dan merasa perlu untuk menulis.

Kalau tiba-tiba mendapat kerewad, itu bonus, rezeki. Kata Suami, "Ya sudah, uang di sela-sela merem." Maksudnya setiap saya nulis selalu tertidur di samping laptop. Alhasil yang bisa tertulis cuma 300 kata, sisanya satu huruf hingga lima halaman.

Foto pribadi
Foto pribadi

Kapan sih saya menulis?

Semua orang memiliki waktu 24 jam, tidak ada yang kurang dan lebih. Dalam 24 jam, tentu banyak kesibukan yang dilakukan oleh kita, Cuma kalau saya mengatakan, sibuk. Selama ini belum ada yang percaya kalau saya sibuk, "Orang ibu rumah tangga aja, tentu banyak waktu untuk menulis," kata teman online.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun