Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Berikut Perbedaan Masa Pubertas Era 90an dan Sekarang!

15 Agustus 2021   13:25 Diperbarui: 20 Agustus 2021   19:45 1213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menemani anak yang beranjak dewasa. (sumber: DOK. SHUTTERSTOCK via kompas.com)

Semua orang akan mengalami masa pubertas dengan segala keunikannya. 

Pubertas bukan takdir, ada banyak faktor yang memengaruhi kesehatan kita, dan usia pubertas salah satunya.

Pubertas berasal dari kata puber, artinya usia menuju kedewasaan. Kata tersebut mengacu kepada perubahan fisiologis dan psikologis. 

Untuk perubahan fisik pada anak tahun 90-an dan anak pada masa sekarang, tidak jauh berbeda. Namun, secara psikologis banyak sekali perbedaan. Perbedaan emosi ini dipengaruhi oleh lingkungan, keluarga, aktivitas sehari-hari dan sebagainya.

Baca Pengertian pubertas

Pubertas tahun 90-an

Saya mengalami pubertas di tahun 90-an. Mungkin dulu kita merasakan sangat mengerikan, banyak larangan yang disampaikan orang tua, jangan begini, jangan begitu, harus begini, harus begitu, terkadang tidak masuk akal.

Seperti, ketika anak perempuan mengalami menstruasi pertama, ibu akan bilang,

"Jangan buang pembalut ke tempat sampah, nanti darahnya dihisap hantu!"

"Jangan keluar rumah menjelang magrib, nanti ada genderewo!"

Terasa rumit, tetapi, kita tetap menjalaninya dengan senang, karena itu bentuk perhatian orang tua jaman dulu.

Melewati masa puber tahun 90-an kita mengekspresikan cinta dengan menulis surat, padahal surat itu tidak pernah sampai ke tangan orang yang dicintai.

Kemesraan pun kita salurkan dengan memasang poster-poster artis cantik dan ganteng. Tembok penuh dengan poster Desy Ratnasari, Adam Jordan, Nike Ardila, Paramitha Rusadi, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun