Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Derita Gadis Desa Terpasung Cinta

26 Juli 2021   15:50 Diperbarui: 26 Juli 2021   16:15 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pasangan/foto via IDN TimeS.com

"Percuma kau minta maaf juga, duduk!" perintah Ibu. 

Aku diam menunggu umpatan, cacian dari mulut  Cici, tetapi gadis itu hanya diam, butiran air membasahi pipinya. Aku tahu gadis itu hancur dengan apa yang terjadi.

"Sudah, Ibu, sekarang sudah bertemu dan jelas kalau Pak Setia sudah menikah. Saya ke sini mau tanya, ko belum temui Bapak hingga 6 bulan lamanya."

"Sekarang sudah terjawab, saya permisi pulang, Bu." suara gadis itu berat. 

"Ci ... tampar aku, maki aku, pukul aku, aku salah," ucapku seraya mendekat. 

"Tidak perlu, sudah Ci maafkan ko, Pak." 

Semudah itukah gadis mungil itu memaafkan. Atau hanya pura-pura di depan Ibu. Kenapa aku masih berburuk sangka padahal akulah yang salah.

Tangan Ibu diciumnya, dua perempuan ini berpelukkan. Aku hanya diam mematung melihat keakraban keduanya padahal baru bertemu. 

"Sering main ke sini ya, Nak."
Cici hanya melontarkan senyuman  ke Ibu. Aku tahu itu bukan senyum manisnya, tapi senyum paling getir. 

Gadis itu baru berusia 21 tahun, berbeda jauh denganku yang 10 tahun lebih tua. Itu sebabnya dia selalu memanggilku pak. 

Kutatap punggungnya yang semakin jauh. Tampak langkahnya lunglai menahan beban, bukan beban badan kerena dia cukup langsing. Namun, beban yang aku berikan untuk gadis belia yang baru mengenal cinta.

Kenapa aku begitu tega membiarkan dia berjalan sendiri.
Aku sebenarnya sudah menemui Bapakmu, Ci, dia menolak lamaranku saat itu, "Putriku masih belia, seumur hidupku tak akan pernah menikahkannya dengan Anda!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun