Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

P4 dalam Keluarga, Apakah Dinilai Penting?

2 Juni 2021   06:03 Diperbarui: 2 Juni 2021   06:15 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari learniseasy.com

Saya mengenal pelajaran Pancasila bukan dengan nama P4, Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila atau Eka Prasetya Pancakarsa. Era 70-80 nama itu masih PMP Pendidikan Moral Pancasila.

Apakah ada yang berbeda dengan  P4 dan PMP? Saya rasa tidak. Keduanya mengenalkan siswa kepada pendidikan Pancasila. Bagaimana kita berjiwa Pancasila, di mana Pancasila adalah sebagai ideologi bangsa Indonesia.

Saya ajak Anda menyimak kisah tanggal 1 Juni bertepatan dengan Hari Lahir Pancasila. Ini sebagai contoh, saat warga lain memperingati Hari Pancasila. Dua orang pemuda berekalahi di bawah bendera yang berkibar di depan rumahnya.

Sore itu, saya sedang asyik membuat naskah. Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari arah luar.

"Wes, Mas! Ojo, Mas! Sabar." Artinya kurang lebih begini, "Sudah, Mas! jangan, Mas! sabar."

Spontan saya keluar rumah untuk memastikan apa yang terjadi.

Seorang pemuda akan memukul kakak kandungnya, ibunya berusaha melerai, sang adik bungsu yang sudah remaja berusaha menghalang perkelahian itu. Tetangga, tentunya emak-emak berhamburan mendekati tempat kejadian. Apa yang bisa dilakukan seorang emak-emak selain berteriak kalimat yang sama.

Hingga terdengar suara orang jatuh. Saya sendiri tidak menyaksikan dari dekat, tetapi dari rumah sudah tampak ada perkelahian..

Saya akan menggaris bawahi tentang moral pemuda. Perkelahian antar saudara sudah dicontohkan sejak zaman manusia diciptakan yakni anak-anak Nabi Adam a.s. Tuhan mencontohkan putra-putra Nabi Adam supaya manusia berpikir akibat dari perseteruan.

Pemerintah pun sejak Indonesia merdeka sudah memikirkannya. Supaya warga Indonesia memiliki pegangan hidup bermoral dan bermartabat, dirumuskan tentang P4. Lantas perkelahian yang saya saksikan bisa dikatakan bermoral? Silakan jawab di kolom hati masing-masing.

Mengaitkan perkataan Direktur Pengkajian Materi BPIP Muhammad Sabri di laman bpip.go.id dengan kasus yang saya lihat. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4) atau Eka Prasetya Pancakarsa perlu dihidupkan kembali di sekolah-sekolah.

Kami merindukan pelajaran PMP atau P4, karena siswa akan dibentuk menjadi manusia yang bertakwa dan bermoral tentunya bermartabat. Butir-butir Pancasila bukan saja dihafal lalu bisa masuk kelas. Namun, harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun