Mohon tunggu...
Sri Rohmatiah Djalil
Sri Rohmatiah Djalil Mohon Tunggu... Wiraswasta - Petani, Penulis

People Choice dan Kompasianer Paling Lestari dalam Kompasiana Awards 2023.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Mengambil Makna dari Mie Goreng yang Lezat

28 Maret 2021   16:54 Diperbarui: 28 Maret 2021   17:04 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari pixabay.com

Mie, menjadi salah satu makanan pengganti nasi bagi sebagian orang. Namuan, ada pula yang tidak suka dengan bentuknya seperti cacing. Mungkin yang dia pikirkan saat melihat mie adalah cacing, entahlah. Kenyataan mie tetap menjadi makanan favorit.

Seperti anak-anak saya. Mie dan telur dijadikan makanan alternatif jika masakan ibunya tidak sesuai dengan selera. Namun, saya menjatah anak cowok makan mie instan hanya satu pekan sekali. Bahkan, kakaknya hanya boleh makan satu bulan sekali.

Selain mie instan, kita juga bisa memasak sendiri. Uniknya mie bisa dimasak dengan berbagai resep sesuai selera masing-masing. Bisa menjadi mie kuah, martabak mie, atau mie kering. Selain bumbunya mudah didapat, memasak mie tidak ribet dan tidak membutuhkan waktu lama. Apalagi mie instan, hanya membutuhkan waktu tiga menit.

Di tempat tinggal saya, olahan mie sering ditemui pada nasi berkat saat selamatan kirim doa atau tahlilan. Saya pernah bertanya kepada kakak ipar, kenapa harus ada mie goreng? Jawabannya, "Ya sudah sejak dulu, begitu." Berarti sejak zaman nenek moyang, mie sudah menjadi favorit.

Kita tahu dalam memasak mie, seringkali diberi minyak setelah direbus dan airnya dibuang. Maksudnya supaya mie tidak kembali menyatu. Setelah dibumbui juga harus segera dimakan. Mie kondisi dingin akan menyatu kembali.

Kita bisa  mengambil hikmah dari proses pemisahan mie yang telah selesai digodog, hingga akhirnya digoreng,

Pada sajian kirim doa, proses ini sebagai pengingat, bahwa ketika mie dalam proses digodong atau pematangan akan terpisah. Begitu juga dengan manusia, akan hidup dengan proses masing-masing. Antara manusia satu dengan yang lainnya akan berbeda. Setelah matang manusia akan hidup berdampingan dengan karakter yang berbeda.

Namun, tidak selamanya bersama. Manusia akan berpisah yang disebut kematian. Seperti  proses mie yang dipisah satu sama lain dengan minyak goreng. Berpisah pun tidak akan lama. Mie akan kembali menyatu.

Itulah pengingat, bahwa kita juga akan segera menyusul ke alam barzah dan berkumpul kembali di padang mahsyar. Hanya masalahnya, kita berkumpul dengan kelompok yang mana.

Ini pilihan, berkumpul dengan siapa.

Tulisan ini sekadar pengingat diri yang sering lupa.

Salam hangat,

Sri Rohmatiah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun