Mohon tunggu...
Sri Rahma Dini
Sri Rahma Dini Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris

Hello, aku disini untuk mencoba menyalurkan hobi tentang menulis. Jika ada kesalahan mohon dimaklumi karena aku baru saja mencoba. Terimakasih.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fokus Publik terhadap Musibah Tenggelamnya Nanggala 402

3 Mei 2021   16:31 Diperbarui: 3 Mei 2021   16:36 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 21 April 2021 kemarin, Indonesia dikejutkan dengan hilangnya kapal selam Nanggala 402 diperairan Bali yang berisikan 53 awak kapal terbaik Indonesia. Sebelum dilaporkan menghilang, kapal selam Nanggala 402 hilang kontak pada dini hari diperairan Bali. Setelah dilakukan pencarian selama 4 hari, kapal selam Nanggala 402 dinyatakan tenggelam dengan terbelah menjadi 3 bagian. Tentu saja hal ini membuat rasa kehilangan dan kesedihan yang mendalam bagi seluruh rakyat Indonesia yang mana kita semua kehilangan prajurit-prajurit terbaik Indonesia yang selalu siap untuk terjun melindungi seluruh rakyat Indonesia. Dengan terjadinya musibah besar dan kelam bagi Indonesia ini public menjadi focus ke beberapa hal yaitu usia kapal yang sudah sangat lama dan firasat seorang anak awak kapal yang mengunci ayahnya agar tidak pergi untuk latihan dengan kapal Nanggala 402.

Kapal selam Nanggala 402 merupakan kapal selam buatan Jerman Barat yang dibuat tahun 1977 yang mana jika dihitung-hitung kapal tersebut sudah berusia 41 tahun. Tentu saja dengan usia yang sudah sangat tua kapal akan sering sakit dan rapuh. Apalagi jika tidak dirawat dengan baik, maka akan banyak terjadi kerusakan pada bagian kapal. Dilansir dari Kompas.com, menurut salah satu kakak dari mantan kapten Nanggala 402, Anton Charliyan mengatakan kepada media bahwasanya adiknya Iwa Partiwa pada saat menjadi kapten di kapal selam Nanggala 402 sering bercerita bahwasanya terjadi mati listrik saja beberapa menit di kedalaman 200 meter saja sudah sangat beruntung. Anton menambahkan kata adiknya kapal selam tersebut sudah sangat tua dan jika terjadi masalah maka tidak bisa melakukan apa-apa. Dengan pernyataan tersebut saya menyakini bahwasanya kapal selam kita memang sudah banyak sangat tua dan tidak baik untuk digunakan lagi.

Kemudian, public juga digegerkan dengan video seorang anak laki-laki yang mengunci ayahnya di dalam kamar agar sang ayah tidak bisa pergi bertugas. Usut punya usut ternyata itu adalah anak salah satu dari awak kapal Nanggala 402 yang menjadi korban dalam musibah kapal selam yang bernama Letnan Satu Imam Adi. Hal ini dibenarkan oleh sang ayah dari Lettu Imam Adi yang dilansir dari Kompas.com, "Iya, itu anak saya (Imam Adi) bersama cucu saya" ungkap Abah Edy. Ditambahkannya pula bahwasanya yang merekam merupakan menantunya. Tetapi Abah Edy tidak mau menyangkut pautkan tingkah cucunya dengan kepergian sang putra. Tentu saja video ini sangat membuat hati masyrakat Indonesia yang melihat terenyuh dengan yang dilakukan oleh anak sang Lettu, seakan-akan mendapat firasat yang kuat akan kepergian ayahnya. Namun, tentu saja hal ini tidak bisa dijadikan patokan untuk itu. Karena ajal tidak ada yang tahu, hanya Tuhanlah yang mengetahui bagaimana dan kapan seseorang akan meninggalkan dunia ini.

Dengan terjadinya musibah tenggelamnya kapal selam Nanggala 402 diperairan Bali ini sangat mengambil perhatian masyrakat Indonesia yang mana kejadian tersebut merenggut 53 prajurit terbaik Indonesia yang siap tempur dan mati demi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Musibah tersebut mendapatkan perhatian yang sangat besar dari masyarakat Indonesia dimana diketahui bahwasanya usia kapal tersebut sudah sangat tua dan bagaimana reaksi dari anak salah satu prajurit yang menjadi korban tersebut sungguh membuat hati seluruh rakyat Indonesi sedih dan terenyuh. Dengan jasa dan pengorbanan prajurit-prajurit tangguh tersebut mereka pantas diberi gelar kehormatan yang luar biasa. Terimakasih prajurit-prajurit tangguh untuk selalu menjaga Indonesia. Kepergianmu akan selalu kami kenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun