Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Melihat Cara Mendidik Anak ala Ibu-Ibu Korea dalam Drama "Green Mothers Club"

12 Mei 2022   00:29 Diperbarui: 13 Mei 2022   14:03 1917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemeran k-drama Green Mother Club| Sumber: Netflix via Kompas.com

Menonton drama ini kita diperlihatkan bagaimana pergaulan orang dewasa dalam hal ini adalah kaum ibu-ibu. Bahkan dalam di episode ketiga diberi judul "Tidak ada orang dewasa yang berteman tanpa motif". 

Hal ini terasa relate di kehidupan nyata. Di mana orang dewasa hanya akan berteman dengan mereka yang menguntungkan dan menjauhi mereka yang dianggap tidak menguntungkan. Demi pendidikan anak, mereka bahkan menghalalkan segala cara agar anak mereka bisa menjadi peringkat teratas.

Hal itulah yang dilakukan oleh para ibu-ibu dalam drama Green Mothers Club ini. Mereka akan mendekati yang bisa menguntungkan, namun ketika dianggap tidak menguntungkan akan mereka jauhi.

Kedua, biarkan anak tumbuh sesuai dengan usianya dan jangan biarkan ambisi orangtua menekan mereka 

Di dalam drama ini kita akan diperlihatkan bagaimana ambisi para ibu agar anak mereka bisa menjadi yang terbaik di antara anakyang lainnya. Kita bisa melihat bagaimana para orangtua terutama ibu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak mereka seperti memasukkan mereka ke tempat les yang bagus dan mengikutkan mereka ke berbagai perlombaan. 

Setiap orangtua tentu menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Namun terlalu menekan anak-anak juga tidak baik untuk perkembangan mental anak tersebut. Kita bisa tahu bagaimana Yu-bin yang dipaksa oleh ibunya yaitu Byun Chan Hui belajar dengan keras dan mengikuti berbagai perlombaan dengan harapan bisa lolos ujian siswa berbakat menjadi begitu tertekan. 

Ketika ia menemui kegagalan karena tidak lolos ujian mentalnya pun menjadi terganggu. Padahal ia masih kecil. Namun karena ambisa orangtuanya ia tidak bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan anak seusianya. 

Biarkanlah anak-anak menikmati dunianya. Jangan paksa mereka untuk belajar terlalu keras karena hal tersebut juga berdampak tidak baik untuk perkembangan mereka. Dunia anak merupakan hal yang hanya terjadi sekali seumur hidupnya. Jadi biarkanlah mereka menikmatinya. Sebagai orangtua ktia hanya perlu membimbing dan mengarahkannya. 

Dari drama ini kita bisa belajar bahwa terlalu memaksakan kehendak pada anak juga tidak baik untuk mereka. Setiap anak tentu memiliki dunianya sendiri yang ingin mereka nikmati yaitu bermain. Bermain merupakan hal yangpaling menyenangkan bagi anak-anak. Jadi jangan hancurkan dunia mereka dengan selalu menekan mereka untuk belajar dan belajar. 

Belajar juga penting, tetapi berikanlah ruang bagi anak untuk tetap bisa bermain dan menikmati dunianya. Kisah Yu Bin bisa kita jadikan contoh bahwa menekan anak dan melarang mereka untuk bermain bisa menghancurkan mental mereka. Padahal mereka masih anak-anak namun mereka harus menanggung beban yang begitu berat. 

Drama ini menyadarkan kita bahwa anak-anak juga butuh ruang mereka sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Biarkan mereka berkembang sesuai dengan usia mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun