Mohon tunggu...
Sri Pujiati
Sri Pujiati Mohon Tunggu... PNS - Nothing

Jepara, Jawa Tengah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Setelah Usia 25 Tahun, Saya Baru Menyadari Beberapa Hal Berikut Ini

12 Mei 2021   13:37 Diperbarui: 12 Mei 2021   21:36 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi usia 25 dan quater life crisis| Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Usiaku sekarang sudah 26 tahun. Dan selama 26 tahun saya hidup saya juga pernah mengalami krisis kepercayaan diri dan merasa takut untuk menghadapi kehidupan yang akan datang. Usia ini merupakan usia quarter life crisis atau krisis hidup seperempat abad. Apa sih quarter life crisis itu? 

Menurut Alodokter. com, quarter life crisis atau krisis seperempat abad adalah periode saat seseorang berusia 18–30 tahun merasa tidak memiliki arah, khawatir, bingung, dan galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa mendatang. Umumnya, kekhawatiran ini meliputi masalah relasi, percintaan, karier, dan kehidupan sosial.

Dulu saya juga pernah mengalami hal seperti ini. Merasa bingung, takut dalam menghadapi hidup yang akan datang. Bahkan membayangkannya pun saya merasa takut. Karena saat usia saya 18 tahun, saya merasa belum menemukan jati diri saya. 

Ketika melihat teman-teman seusia saya yang sudah bisa mencapai ini itu, saya cenderung minder dan merasa tidak berarti apa-apa. Karena itulah saya merasa khawatir tentang masa depan yang akan saya jalani. 

sumber:dfunstation.com
sumber:dfunstation.com

Membayangkannya saja saya tak berani dan membuat saya takut. Namun di usia 22, ketika saya mulai bekerja saya mulai menyadari hal-hal berikut ini

1. Rencana Tuhan adalah yang Terbaik 

Hal pertama yang saya pelajari di usia 26 tahun, adalah menyadari bahwa rencana Tuhan adalah yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Hal ini saya sadari ketika saya mulai mendapatkan pekerjaan yang lumayan. 

Dulu waktu kuliah jujur, saya merasa iri dengan teman-teman yang bisa membeli apa yang mereka mau. Jalan-jalan dan nongkrong-nongkrong di tempat-tempat yang hits semau mereka. Sedangkan saya harus berjuang dan menahan keinginana ketika mau beii sesuatu.

Namun ketika aku berusia 22 tahun dan mendapatkan pekerjaan, saya merasa jika ini adalah bagian dari rencana Tuhan kepada saya. Karena dulu saya harus berjuang menahan semua keinginan dan memendamnya dan sekarang menjawab semuanya dengan sebuah pencapaian. 

Dari sini saya menyadari bahwa ketika kita terpuruk, hal yang paling penting adalah keyakinan jika Tuhan selalu memiliki rencana yang terbaik untuk setiap hamba-Nya. Hal yang paling penting adalah jangan sampai kita meninggalkan-Nya dan berhenti berharap pada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun