Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Artikel Sri Patmi: Teman Toksik, Suka Ngusik? (Part 2 Tukang Julid)

19 Oktober 2021   18:09 Diperbarui: 19 Oktober 2021   18:15 269
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dunia kerja tanpa perjulidan nasional rasanya kurang ada warna. Terlebih kalo atasan dan bawahannya suka kasih bumbu penyedap biar lebih terasa gurih. Sebenarnya topik sederhana tapi bisa dikemas mewah biar renyah. 

Kerja sambil ghibah? Kerja sambil Julid? Enak banget teman ngemil ketimbang kerja dibikin stress katanya? Mumpung ada yg diomongin mah hayuk aja sampe lupa waktu kerja. 

Alih-alih kerja sambil ngobrol biar produktif, tapi malah sebaliknya. Topik pembahasan apapun menjadi seru ketika dunia perjulidan nasional dimulai. Tanpa batasan, mana masalah pribadi orang lain dan mana masalah pekerjaan? 

Dunia perjulidan nasional bukan hanya berlaku untuk perempuan, pria pun besar kemungkinan menjadi orang yang berperan untuk memperbesar skala perjulidan. Masalah yang sering muncul bukan hanya penurunan produktivitas, melainkan ketidaknyamanan satu dengan yang lainnya. 

Akan terbentuk kubu yang saling serang untuk mendapatkan sebuah kepentingan. Hanya ada 2 kemungkinan yang terjadi : pihak yang merasa dirugikan akan klarifikasi dan membela diri atau lebih memilih diam dan pergi. Mentok sana sini untuk bergerak. Berusaha melakukan yang terbaik, tapi selalu ada upaya hatespeech untuk menjatuhkan segala bentuk upaya. 

Terlebih jika atasan kurang bijaksana menyikapi segala masalah yang ada. Ditambah lagi tendensi negatif yang selalu dibangun menjadi kebiasaan dan budaya dalam lingkungan kerja. 

Jelas, lingkungan seperti ini akan berdampak negatif terhadap pengembangan diri apalagi karir. Tim perjulidan yang sendiri dapat diatasi dengan tutup telinga, tapi bagaimana jika perjulidan dilakukan secara berkelompok? Habis waktu bukan untuk membangun ide pengembangan, menghabiskan waktu untuk hal yang tidak berguna? 

Ngerinya, jika perjulidan disertai dengan upaya menjatuhkan orang lain. Ketika bertemu teman toksik yang suka Julid, enggak usah terusik! 

Sadari keberhargaan diri Anda, circle lingkungan kerja seperti itu, bentuk circle lain diluar lingkungan kerja. Melakukan apapun pada akhirnya seperti nihil tanpa hasil. Tapi tenang gaes! Semesta enggak buta! Lakukanlah yang terbaik selama berada dalam lingkungan tersebut. Jangan menghabiskan waktu untuk meladeni satu per satu perjulidan. 

Suatu saat kebenaran akan terungkap dan alam akan membela. Kedewasaan dibutuhkan dalam menghadapi teman toksik seperti ini. Terkadang yang tua belum tentu dewasa, atasan belum tentu bijaksana, teman kerja selalu merasa jumawa. Jadikan warna, ambil segala kebaikan dan keburukan nya untuk melangkah lebih baik lagi. 

Ambil makna yang dapat dijadikan sebagai jalan untuk meniti karir. Suatu saat, Anda adalah orang yang memberi kesempatan kerja untuk orang yang selalu mengenakan topeng dihadapan Anda. 

Salam, 

Sri Patmi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun