Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Artikel Sri Patmi: Benarkah Sering Izin Kerja Mendapatkan Surat Peringatan?

4 Juni 2021   15:57 Diperbarui: 4 Juni 2021   16:25 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aturan dibuat secara general lalu mengkerucut. Jadi tidak bisa sebuah aturan hanya untuk satu orang saja. Aturan perusahaan sifatnya menyeluruh. Jika ada sebuah aturan khusus yang diberikan secara personal maka itu masuk dalam ranah kebijakan dan kebijaksanaan dari atasan. 

Perusahaan memberikan penghidupan untuk hajat hidup orang banyak. Tentunya di dalamnya ada biaya yang dikeluarkan, mulai dari pajak pemerintah, gaji karyawan, biaya pemeliharaan mesin dan biaya operasional lainnya. Konsep dalam berdagang yang saat ini diterapkan secara masif adalah untung sebanyak-banyaknya, dengan biaya yang sangat rendah. Produktivitas yang rendah akibat kekurangan SDM, akan mengakibatkan berkurangnya pendapatan perusahaan. 

Dikejar target, sementara muncul problematika karyawan yang sering izin kerja. Atasan harus mensiasati agar target dapat tercapai dengan berbagai cara, dengan cara jangka pendek yaitu subcont, jangka panjang regenerasi dan mulai mengajarkan karyawan menjadi multiskill. 

Menyikapi masalah karyawan sering izin kerja, ada tahapan dalam membentuk dan membina karyawan. Tidak serta merta segala keputusan yang sifatnya hukuman dapat memberikan efek jera. Langkah yang dapat dijalankan adalah : 

1. Langkah Persuasif 

Rangkul karyawan dengan cara yang baik dan bukan nada ancaman. Jadikan diri Anda sebagai atasan adalah orang tua bagi mereka ditempat kerja. Jadikan perusahaan tempat Anda bekerja menjadi rumah kedua untuk terus berkarya. Berikan perhatian, simpati dan empati. 

Secara manusiawi, hal ini dapat memupuk hubungan sosial dilingkungan kerja. Tidak selalu hal yang bersifat ancaman akan mendidik manusia. Bangunlah sebuah kesadaran untuk saling bergerak bersama memajukan perusahaan tempatnya mencari makan dan penghidupan. 

Cobalah untuk terus terbuka, dan menempatkan diri dengan baik. Mengetahui bagaimana Anda harus bersikap dan membangun hubungan. Jangan sampai, Anda sebagai atasan justru melakukan tindakan anarki, tanpa mendidik dan membina, tiba-tiba mengancam? 

Bicaralah dari hati ke hati! Bawahan Anda bukan BATU. Jadi, jangan selalu menyalahkan bawahan Anda, tapi evaluasi kedalam diri sendiri. Bisa jadi justru Anda sebagai atasan kurang berperan aktif membina dan mendidik bawahan Anda. Hanya atas dasar kepentingan mendapatkan jabatan lalu melupakan hakikatnya diri yang sesungguhnya.

2. Teguran Indisipliner 

Jika karyawan tersebut masih terus saja membangkang atau mangkir, maka ada indikasi kekeliruan dalam penyampaian Anda atau penerimaan informasi yang Anda sampaikan kepada yang bersangkutan. Evaluasi kembali, diri Anda sebagai atasan dan karyawan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun