Mohon tunggu...
Sri Patmi
Sri Patmi Mohon Tunggu... Penulis - Bagian Dari Sebuah Kehidupan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah Bagian dari Self Therapy www.sripatmi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen Sri Patmi: Bahasa Cinta 12.000 Detik

31 Mei 2021   18:22 Diperbarui: 31 Mei 2021   18:52 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika dua insan saling mencintai, ungkapan rasa itu merupakan bahasa cinta yang selalu dinanti. Dua manusia ini saling mencinta, namun mereka tak percaya rasa itu ada. Keterbatasan bahasa cinta telah membuat mereka tak saling bicara. Jemarinya bersiap menekan tuts angka yang selalu bermain dalam imajinasinya. Detak jantung makin tak menentu, terdengar suara nada sambung, sesaat kemudian terdengar jawaban Hallo.

Mukanya pucat pasi, dirundung rasa cinta yang terkungkung dalam sebuah gengsi. Mereka mulai melontarkan kalimat  kalimat kerinduan. Ia berusaha membendung rasa rindunya dan selalu mendengar celoteh yang membuat hidupnya berwarna. Ketika mereka bersama, selalu terukir kisah dalam ujung pena. Namun, kisah itu hanya tertumpuk dalam surat  surat yang tak pernah sampai kepada penerimanya. Coleteh itu terputus oleh sebuah kalimat.

"Untaian namamu selalu terselip dalam doa dan harapan untuk bersama."

"Aku tahu kamu seorang idealis yang banyak pertimbangan, tapi apakah kamu tahu rasa sakitnya menanti hal yang tak pasti?"

"Apakah kamu pernah memposisikan dirimu seperti diriku? Yang selalu memperjuangkanmu tanpa henti namun tak pernah dihargai? EGOIS!! " ucapnya dengan penuh emosi, seakan rasa sakitnya akan terobati dalam perbincangan 12.000 detik.

Perasaannya makin tak terkendali, untaian bahasa cinta telah terangkai dalam memori otaknya. Pada hitungan detik ke  11.700, keduanya terdiam. Mereka gusar, seakan rasa cinta tak mampu terungkap oleh untaian kata.

Kini aku berharap doaku untuk bersamamu terwujud dalam hitungan 600 detik. Karena cinta itu sederhana, dua hati yang tak saling percaya, namun mencoba bersama dan saling menerima.

"Mohon maaf, aku berharap kita mengakhiri perbincangan kita dalam hitungan 1 menit 30 detik dan bukalah pintu rumahmu!."

Ia segera berlari, mengatur nafasnya yang terengah  engah dan membuka pintunya perlahan.

Sesaat kemudian, sebuah mobil SUV berhenti didepan rumahnya. Turun sosok lelaki tampan berbadan seperti seorang penderita skizophrenia, ia membawa seikat bunga. Betapa bahagianya, setelah satu tahun mempersiapkan mentalnya untuk mendengarkan ungkapan rasa cinta itu.

"Hallo Syabilla sapa hangat lelaki itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun